Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
Tedros mengatakan strategi untuk mengendalikan penyakit corona ini adalah dengan mengidentifikasi orang dengan infeksi dan mengisolasi mereka dengan cepat. Ini masih merupakan pendekatan terbaik, dan telah menunjukkan efek positif di Cina, Korea Selatan dan Singapura.
Banyak negara memiliki peralatan tes terbatas untuk corona sehingga menolak tes untuk orang lain dengan gejala yang lebih ringan yang dapat menyebarkan virus.
Seringkali mereka tidak memiliki sumber daya untuk melakukan lebih banyak tes corona.
Baca Juga: Wabah corona merebak, Luhut tegaskan Indonesia tak perlu lockdown
Paul Molinaro, yang bertanggung jawab atas operasi, dukungan dan logistik di WHO, menyerukan "perubahan pola pikir" untuk mengatasi kekurangan pasokan barang-barang seperti alat uji dan peralatan pelindung untuk memerangi pandemi.
“Apakah ini tantangan? Apakah mudah? Tidak, tidak. Apakah ada kemungkinan kita bisa mendapatkan ketersediaan dan mendapatkan peralatan ini? Kami tetap optimis, "katanya dalam konferensi pers yang sama.
Tedros mengatakan WHO sedang bekerja dengan sektor swasta untuk meningkatkan produksi peralatan pelindung, menggambarkan kekurangan saat ini sebagai "kegagalan pasar". Dia juga memperingatkan agar tidak menimbun persediaan.
Tedros mengatakan ia gembira oleh tanggapan dari pemerintah yang datang dengan dana untuk memerangi wabah tersebut.
"Bukan hanya pendanaan, itu adalah semangat manusia yang kita lihat, yang memerangi virus ini, yang datang dengan lebih kuat. Saya benar-benar terdorong dalam minggu terakhir ini dengan tingkat solidaritas yang solid," ujarnya.
Baca Juga: Antisipasi virus corona, Pemkot Depok minta warga tak keluar kota