CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Playboy perluas bisnis di China (tanpa pornografi)


Rabu, 06 Mei 2015 / 12:28 WIB
Playboy perluas bisnis di China (tanpa pornografi)
ILUSTRASI. Beredar Bocoran Kolaborasi Mobile Legends X AoT, Siapa Hero yang Kebagian Skin?


Sumber: CNBC | Editor: Mesti Sinaga

Pornografi mungkin ilegal di China, tapi bagi Playboy Enterprises – pionir majalah hiburan dewasa -  China adalah salah satu pasar paling menjanjikan di dunia.

Meski lebih terkenal sebagai penerbit majalah porno, Playboy juga sukses menjalankan bisnis lain. Di antaranya, bisnis merchandise dan penjualan beragam barang, mulai fashion hingga koper bermerek dengan logo kepala kelinci. Produk-produk  tersebut berhasil menarik minat pelanggan di China.  

Separoh dari pendapatan Playboy secara global saat ini bersumber dari  lisensi produk konsumer dan sebagian lagi  dikontribusikan  oleh divisi medianya.

Sepanjang 2014 lalu, perusahaan yang didirikan si gaek Hugh Hefner (tahun ini berusia 89 tahun) ini berhasil  membukukan  penjualan ritel US$ 1,5 miliar di seluruh dunia. Lebih dari sepertiga penjualan itu bersumber dari China daratan. Kini, Playboy ingin menggenjot bisnisnya di China ke level yang lebih tinggi.

 “Playboy telah meraup penghasilan US$ 5 miliar dari penjualan ritel di China dalam satu  dekade terakhir, dan kami ingin melipatduakannya dalam dekade berikutnya,” ujar Matt Nordby, Presiden Lisensi Global dan Chief Revenue Officer Playboy Enterprises, Rabu (6/6). “China luar biasa penting bagi bisnis kami,” tandasnya.

Untuk mencapai target pertumbuhan dua kali lipat itu, Playboy mengandalkan perjanjian lisensi baru berdurasi 10 tahun dengan perusahaan manufaktur dan distribusi Handong United, yang diumumkan hari ini (Rabu 6/5)

Sebelumnya, Playboy yang telah berbisnis di China lebih dari 20 tahun, telah menjalin kerjasama dengan  beberapa mitra lisensi di berbagai wilayah China.  Nah, melalui kerjasama dengan  Handong United, Playboy berharap bisa memperluas jaringan distribusinya dari 3.100  titik ritel saat ini menjadi 3.500 titik ritel.

 “Handong terkenal dengan kualitas manufaktur dan  luasnya hubungan mereka dengan para peritel di seantero China,” ujar Nordby. “Kami percaya platform baru ini membawa kami pada pertumbuhan dalam 10 tahun ke depan.”

Playboy mengharapkan pertumbuhannya di China  datang dari dua area: penjualan online dan dari konsumen perempuan.

 “Playboy secara tradisional memiliki daya tarik bagi kaum lelaki di China, tapi kami yakin di China juga ada peluang memasarkan merek kami bagi kaum perempuan, khususnya untuk produk-produk fashion,” ujar  Nordby.

China bukanlah satu-satunya pasar Asia yang menjadi target ekspansi Playboy. Perusahaan ini juga tengah  memperluas bisnisnya di India, yang terkenal memiliki budaya yang jauh lebih konservatif.

 “Tak bisa dipungkiri seiring pertumbuhan kelas menengah di India, brand kami pun bergaung di sana,” ujar Nordby,

Tahun lalu, Playboy  membuka klub malam pertamanya di India. Berlokasi di dalam kota Hyderabad dan dekat dengan sebuah kampus, Playboy  memposisikan dirinya sebagai inspirasi gaya hidup bagi warga berusia 18-35 tahun.

 “Untuk fase kedua, kami akan masuk ke bisnis consumers good, yang kami harap bisa dimulai akhir tahun ini,” ujar Nordby.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×