Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Regulator nuklir Jepang pada hari Rabu (27/12) akhirnya mencabut larangan operasional yang diberlakukan pada pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Kashiwazaki-Kariwa. Dengan ini, PLTN terbesar di dunia itu diprediksi akan segera dihidupkan kembali.
Tokyo Electric Power Company (TEPCO), yang mengoperasikan PLTN tersebut, sangat ingin menghidupkan kembali fasilitasnya itu sangat ingin menghidupkan kembali. Sayangnya, mereka masih memerlukan persetujuan lokal di prefektur Niigata, di pantai Laut Jepang.
Pada tahun 2021, Otoritas Regulasi Nuklir (NRA) melarang Tepco mengoperasikan PLTN Kashiwazaki-Kariwa karena pelanggaran keselamatan. Padahal, PLTN ini adalah satu-satunya PLTN yang dapat beroperasi.
Baca Juga: AS Borong 3 Juta Barel Minyak untuk Mengisi Ulang Cadangan
TEPCO dianggap lalai atas kegagalan melindungi bahan nuklir dan kesalahan langkah yang menyebabkan anggota staf yang tidak berwenang mengakses area sensitif di wilayah tersebut.
Mengutip Reuters, NRA pada hari Rabu mencabut larangan operasi karena TEPCO dianggap telah melakukan perbaikan dalam sistem manajemen keselamatan. Kini TEPCO kembali diizinkan untuk mengangkut bahan bakar uranium baru ke PLTN atau memuat batang bahan bakar ke dalam reaktornya.
Saham TEPCO meningkat tajam setelah NRA pada awal bulan ini mengindikasikan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan pencabutan larangan operasional.
Baca Juga: Jumlah Penduduk Jepang Diprediksi Turun 17% di 2050, Populasi Lansia Capai 40%
PLTN Kashiwazaki-Kariwa diklaim oleh TEPCO sebagai PLTN pertama di dunia yang menampung reaktor air mendidih canggih atau ABWR.
Situs ini memiliki luas 4,2 kilometer persegi dan membentang di kota Kashiwazaki dan Kariwa di Prefektur Niigata, Jepang, di pesisir Laut Jepang. Menurut data TEPCO, ada tujuh unit reaktor yang tersebar di sepanjang garis pantai PLTN.
Berdasarkan peringkat daya listrik bersih, PLTN Kashiwazaki-Kariwa merupakan stasiun pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia.