kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,50   8,15   0.88%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PM Inggris Boris Johnson bertekad untuk menghidupkan kembali industri perjalanan


Selasa, 03 Agustus 2021 / 11:43 WIB
PM Inggris Boris Johnson bertekad untuk menghidupkan kembali industri perjalanan
ILUSTRASI. PM Inggris Boris Johnson berpose di depan Downing Street dengan bendera jelang final Euro 2020, di London, Inggris, Jumat (9/7/2021).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson merasa sudah saatnya untuk kembali menggerakkan industry perjalanan yang sempat terganggu akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia.

Johnson pada hari Senin (2/8), mengatakan bahwa dia ingin membuat industri perjalanan bergerak lagi dengan sistem aturan sederhana yang mudah digunakan untuk memungkinkan perjalanan ke luar negeri.

"Kita perlu membuat orang, membuat industri perjalanan bergerak lagi. Kami menginginkan pendekatan yang sesederhana mungkin," ungkap Johnson, seperti dikutip Reuters.

Pada hari Senin pula, Inggris resmi membuka kembali perbatasannya ke sebagian besar negara. Termasuk menghapus karantina untuk orang yang telah menerima vaksinasi penuh dari kawasan Uni Eropa.

Untuk saat ini Prancis dan Amerika Serikat masih masuk ke dalam pengecualian.

Tekad Johnson untuk menghidupkan kembali industri perjalanan ini cukup membuat bingung, sebab muncul spekulasi bahwa pemerintah juga akan segera menerapkan aturan baru pada hari libur.

Baca Juga: Gerakan universal lawan COVID-19: Semua wajib pakai masker!

Surat kabar The Times melaporkan kemungkinan adanya travel warning terhadap perjalanan ke Spanyol, destinasi liburan mancanegara paling populer bagi warga Inggris.

Kondisi Spanyol saat ini memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam kategori "merah" dalam waktu dekat, artinya semua kedatangan harus menjalani karantina terlebih dahulu.

Terkait dengan kemungkinan tersebut, Johnson menegaskan bahwa Covid-19 masih tetap berbahaya hingga saat ini.

"Kita harus berusaha menghentikan varian yang masuk, harus menghentikan impor varian dari luar negeri, jadi kita harus memiliki pendekatan yang seimbang," ungkap Johnson.

Mengutip BBC, saat ini lebih dari 46,8 juta orang di Inggris telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19, hampir 90% dari populasi orang dewasa. Lebih dari 38 juta juga telah menerima dosis kedua, setara dengan 70% populasi orang dewasa. 

Rata-rata hampir 170.000 dosis kedua sekarang diberikan sehari. Pemberian dosis kedua telah dipercepat sebagai tanggapan atas munculnya varian Delta.

Selanjutnya: Makin gawat, Korea Selatan juga temukan dua kasus pertama Covid-19 varian Delta Plus




TERBARU

[X]
×