kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.889.000   43.000   2,33%
  • USD/IDR 16.800   9,00   0,05%
  • IDX 6.268   13,68   0,22%
  • KOMPAS100 894   2,33   0,26%
  • LQ45 705   -2,31   -0,33%
  • ISSI 194   1,19   0,62%
  • IDX30 371   -1,92   -0,52%
  • IDXHIDIV20 448   -2,97   -0,66%
  • IDX80 101   0,12   0,12%
  • IDXV30 106   0,39   0,37%
  • IDXQ30 122   -1,33   -1,08%

PM Prancis: Jika indikator buruk, penguncian tidak dicabut pada 11 Mei


Selasa, 28 April 2020 / 23:45 WIB
PM Prancis: Jika indikator buruk, penguncian tidak dicabut pada 11 Mei


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - PARIS. Perdana Menteri Edouard Philippe pada Selasa (28/4) menegaskan, Prancis tidak akan mengakhiri penguncian secara nasional, kecuali jumlah kasus baru virus corona turun di bawah 3.000 per hari.

"Penguncian yang dicabut pada 11 Mei tergantung pada kasus-kasus baru turun di bawah 3.000 sehari. Jika indikatornya buruk, penguncian tidak akan dicabut pada 11 Mei," tegasnya kepada Parlemen Prancis, seperti dikutip Reuters.

Jumlah kasus baru virus corona terkonfirmasi di Prancis turun di bawah 3.000 pada 15 April. Dalam dua minggu terakhir, jumlah kasus baru per hari di negeri Menara Eiffel rata-rata sekitar 2.162 per hari.

Baca Juga: Meski dapat kecaman, PM Italia tetap buka kuncian corona bertahap

Memang, Philippe mengatakan, kebijakan penguncian sebagai tanggapan atas pandemi Covid-19 telah menyelamatkan 62.000 jiwa dalam sebulan, tapi mempertahankan pembatasan itu akan berarti risiko keruntuhan ekonomi.

Karena itu, dia menyebutkan, sudah waktunya untuk menjelaskan kepada masyarakat Prancis, bagaimana penguncian secara bertahap akan berkurang. Warga Prancis harus belajar hidup dengan virus dan melindungi diri mereka sendiri.

Tapi, Prancis tetap harus berhati-hati dalam membuka kunci untuk mengurangi risiko gelombang kedua infeksi virus corona.

"Risiko gelombang kedua, yang akan menyerang rumahsakit yang melemah, yang akan memaksakan pengurungan kembali, yang akan merusak upaya dan pengorbanan yang dilakukan selama delapan minggu terakhir, adalah risiko serius, risiko serius yang harus diambil," tegas Philippe.

Baca Juga: Melonjak, Rusia catat rekor harian tertinggi kasus dan kematian akibat corona

Hanya, Philippe menambahkan murid sekolah menengah Prancis akan kembali ke sekolah bulan depan tapi wajib memakai masker. Sementara siswa sekolah dasar tidak harus menggunakan masker.

Sekolah dasar bisa buka kembali mulai 11 Mei, dan sekolah menengah atas secara bertahap akan buka kembali mulai 18 Mei. "Pelajaran hanya akan dilanjutkan jika tidak ada lebih dari 15 siswa yang hadir di kelas pada satu waktu," ujarnya.



TERBARU

[X]
×