kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.355   -190,00   -1,15%
  • IDX 6.869   82,03   1,21%
  • KOMPAS100 995   15,18   1,55%
  • LQ45 764   10,59   1,40%
  • ISSI 223   2,25   1,02%
  • IDX30 395   4,66   1,19%
  • IDXHIDIV20 461   4,56   1,00%
  • IDX80 112   1,50   1,36%
  • IDXV30 114   0,50   0,44%
  • IDXQ30 128   1,96   1,56%

PM Thailand Hadapi Ujian Politik Besar Pertamanya, Terancam Mosi Tidak Percaya


Selasa, 24 Juni 2025 / 17:45 WIB
PM Thailand Hadapi Ujian Politik Besar Pertamanya, Terancam Mosi Tidak Percaya
ILUSTRASI. PM Thailand Paetongtarn Shinawatra hadapi ujian politik besar pertamanya setelah Partai Bhumjaithai mengajukan mosi tidak percaya terhadap dirinya. REUTERS/Yves Herman


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menghadapi ujian politik besar pertamanya setelah Partai Bhumjaithai secara resmi mengumumkan akan mengajukan mosi tidak percaya terhadap dirinya dan kabinetnya.

Langkah ini memperdalam krisis politik yang sedang melanda pemerintah koalisi yang dipimpin oleh Partai Pheu Thai.

Bhumjaithai Mundur dan Inisiasi Mosi Tidak Percaya

Partai Bhumjaithai, yang baru saja menarik diri dari koalisi pemerintahan pada pekan lalu, menyatakan pada Selasa (18/6) bahwa pihaknya telah mengambil keputusan untuk mengajukan mosi tidak percaya ketika parlemen dibuka kembali pada 3 Juli mendatang.

Baca Juga: Thailand Tutup Perbatasan, Ketegangan dengan Kamboja Memuncak

“Kami memiliki resolusi partai untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap perdana menteri,” ujar juru bicara Bhumjaithai, Boontida Somchai. Ia juga menambahkan bahwa partainya kini tengah mengajak kelompok oposisi lainnya untuk mendukung langkah tersebut.

Dengan 69 kursi di parlemen, Bhumjaithai membutuhkan dukungan tambahan dari sekitar 30 anggota parlemen lainnya untuk dapat mengajukan mosi secara resmi.

Krisis Dipicu Kebocoran Percakapan dengan Hun Sen

Krisis ini dipicu oleh bocornya rekaman percakapan telepon antara Paetongtarn dan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen.

Dalam rekaman tersebut, Paetongtarn terlihat menunjukkan sikap tunduk kepada Hun Sen dan bahkan mengkritik seorang komandan militer Thailand—sebuah tindakan yang dianggap melewati batas merah di negara yang militer masih memiliki pengaruh besar dalam politik.

Kejadian ini memicu reaksi keras dari publik dan elite politik, dengan kekhawatiran bahwa tindakan perdana menteri tersebut mengancam kedaulatan dan integritas Thailand. Meski telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, tekanan terhadap Paetongtarn tidak mereda.

Baca Juga: PM Thailand Tidak Akan Mengundurkan Diri atau Membubarkan Parlemen

Paetongtarn Klaim Koalisi Tetap Solid

Meski menghadapi badai politik, Paetongtarn tetap tegar dan menegaskan bahwa koalisi pemerintah tetap solid. Ia juga mengumumkan telah merampungkan perombakan kabinet serta menyetujui proyek infrastruktur senilai US$3,5 miliar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tengah lesu.

“Semua sudah disepakati, saya telah berbicara dengan seluruh pimpinan partai koalisi,” ujarnya kepada media. “Partai-partai koalisi telah memberikan dukungan penuh.”

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Pheu Thai sekaligus Menteri Pariwisata, Sorawong Thienthong, mengatakan pemerintah tidak khawatir dengan mosi tidak percaya tersebut. “Ini bagian dari tugas oposisi. Kami tetap yakin karena memiliki dukungan mayoritas di parlemen,” kata Sorawong.

Selanjutnya: Pancaran Samudera Transport (PSAT) Bidik Pertumbuhan Kinerja Hingga 15% pada 2025

Menarik Dibaca: Mau Backpacking Bersama Anak Anda? Ikuti 5 Tips Berikut Ini




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×