Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menyatakan bahwa negaranya berada pada titik terdekat dengan konflik terbuka sejak Perang Dunia II, setelah militer Polandia menembak jatuh sejumlah drone Rusia yang melintasi wilayah udaranya.
Tusk menegaskan bahwa Polandia telah meminta konsultasi resmi dengan NATO berdasarkan Pasal 4 Traktat Atlantik Utara, yang memungkinkan anggota aliansi untuk berdiskusi bersama apabila kedaulatan, keamanan, atau integritas teritorial salah satu negara anggota terancam.
19 Pelanggaran Wilayah Udara dalam Semalam
Dalam pidatonya di parlemen pada Rabu (3/9), Tusk mengungkapkan bahwa terjadi 19 pelanggaran wilayah udara Polandia dalam satu malam. Ia menegaskan meskipun Polandia belum berada di ambang perang, “garis batas telah dilanggar” dan situasi saat ini “jauh lebih berbahaya daripada sebelumnya.”
Baca Juga: Ini Tanggapan Keras Rusia Saat Mendengar Ancaman Sanksi Trump
Menurut laporan, Polandia berhasil menembak jatuh tiga drone Rusia secara terkonfirmasi, sementara satu drone lainnya kemungkinan besar juga berhasil dilumpuhkan.
Dampak Serangan: Kerusakan Infrastruktur Sipil
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Karolina Galecka, menyatakan bahwa pihak berwenang menemukan tujuh drone dan puing-puing rudal di berbagai lokasi.
Beberapa insiden yang dilaporkan antara lain:
-
Sebuah drone menghantam bangunan perumahan di Wyryki, Polandia timur. Meski bangunan rusak, tidak ada korban jiwa.
-
Di wilayah Lublin, polisi menemukan drone rusak di desa Czosnowka.
-
Di kota Czesniki, bagian dari wilayah Zamosc, ditemukan komponen drone di dekat sebuah pemakaman.
-
Di wilayah Lodz, sebuah drone jatuh di ladang dekat desa Mniszkow.
Baca Juga: Perang Ukraina Memanas, Trump Isyaratkan Sanksi Fase Kedua untuk Rusia
Implikasi Politik dan Keamanan Regional
Menurut Tusk, keberhasilan militer Polandia dalam menembak jatuh drone “mengubah situasi politik secara signifikan” karena ancaman ini tidak lagi bersifat hipotetis.
Aktivasi Pasal 4 NATO oleh Polandia dapat memicu diskusi intensif di antara negara-negara aliansi mengenai langkah pertahanan bersama, di tengah meningkatnya agresi Rusia di kawasan Eropa Timur.