kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Politik Malaysia siap bergolak, Anwar Ibrahim klaim akan bertemu Raja


Kamis, 08 Oktober 2020 / 16:53 WIB
Politik Malaysia siap bergolak, Anwar Ibrahim klaim akan bertemu Raja
ILUSTRASI. Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim berbicara dalam sidang majelis rendah parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia 13 Juli 2020.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, dia akan bertemu dengan Raja Malaysia minggu depan untuk mempresentasikan rencana mengambil alih jabatan perdana menteri dari Muhyiddin Yassin.

Anwar menyebutkan, Raja Sultan Abdullah telah setuju untuk memberinya audiensi, di mana dia akan menyajikan dokumentasi "dari mayoritas yang kuat dan meyakinkan" dari anggota parlemen, yang mendukung klaimnya atas jabatan perdana menteri.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia karena telah mengizinkan saya bertemu pada hari Selasa, 13 Oktober 2020, Insya Allah," kata Anwar dalam sebuah pernyataan Kamis (8/10) seperti dikutip Reuters.

Dua minggu lalu, Anwar menyatakan, dia telah mengumpulkan mayoritas yang "hebat" di antara anggota parlemen Malaysia untuk menggulingkan Muhyiddin, yang memicu drama politik baru di negara Asia Tenggara itu.

Baca Juga: Ini alasan Mahathir batal mengangkat Anwar Ibrahim jadi perdana menteri Malaysia

Menurut Anwar, ia meminta dukungan dari hampir dua pertiga dari 222 anggota parlemen, tanpa memberikan jumlah sebenarnya atau mengungkapkan siapa yang telah berjanji mendukungnya.

Istana dan kantor perdana menteri tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang rencana pertemuan antara Anwar dan Raja Malaysia.

Muhyiddin, yang koalisinya berusia tujuh bulan bertahan dengan mayoritas tipis, sebelumnya menolak klaim Anwar dan menyebutnya sebagai "klaim belaka". Ia meminta Anwar untuk membuktikan mayoritas dukungan melalui proses konstitusional.

Muhyiddin berkuasa pada Maret lalu, setelah mengamankan mayoritas dengan dukungan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang kalah dalam pemilu 2018.

Raja memainkan peran seremonial di Malaysia, tetapi dia bisa menunjuk perdana menteri yang menurutnya kemungkinan akan memimpin mayoritas di parlemen. Raja juga bisa membubarkan parlemen dan mendorong pemilihan umum atas saran perdana menteri.

Selanjutnya: Mimpi Anwar Ibrahim untuk memimpin Malaysia, mungkinkah bisa terwujud?




TERBARU

[X]
×