kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Popularitas Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melesat berkat penanganan virus corona


Kamis, 02 April 2020 / 10:39 WIB
Popularitas Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melesat berkat penanganan virus corona
ILUSTRASI. Presiden Moon Jae-in mendapatkan popularitasnya lagi setelah penanganan virus corona di Korea Selatan mendapat pujian dari WHO


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

Calon akan memakai topeng, menghindari jabat tangan, dan menyapa pemilih secara individu alih-alih mengadakan demonstrasi besar-besaran.

"Kami ketakutan beberapa minggu yang lalu, tetapi berkat penanganan pemerintah terhadap virus corona, kami pikir kami akan melakukan jauh lebih baik dari yang kami pikirkan sebelumnya," kata seorang pejabat senior partai yang berkuasa kepada Reuters

Hasil pemilihan parlemen dapat membentuk kemampuan Moon untuk mengimplementasikan agendanya dalam dua tahun terakhir pemerintahannya, termasuk kebijakan fiskal yang lebih longgar yang bertujuan menciptakan lapangan kerja dan menaikkan upah minimum, serta melanjutkan kembali keterlibatan dengan Korea Utara.

Partai Demokrat yang mengusung Moon saat ini memegang 120 kursi di 300-kursi, Majelis Nasional dan berusaha untuk mengamankan mayoritas langsung dalam pemilihan.

Baca Juga: Korea Selatan berencana gelontorkan anggaran tambahan yang kedua akibat wabah corona

Oposisi utama, United Future Party yang konservatif, yang telah bersumpah untuk menurunkan utang dan meninggalkan keterlibatan dengan Korea Utara, memegang 92 kursi dan juga berusaha untuk merebut mayoritas.

Bahkan dengan dorongan virus corona, para ahli mengatakan kemenangan bagi kubu yang berkuasa jauh dari pasti, karena pertumbuhan ekonomi tetap menjadi perhatian.

"Banyak warga negara waspada terhadap kebijakan populis yang telah dilakukan pemerintah demi respon wabah dan potensi konsekuensi ekonominya," kata Kwon Huck-ju, seorang profesor administrasi publik di Seoul National University.




TERBARU

[X]
×