kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Populasi China Menyusut untuk Pertama Kalinya dalam Enam Dekade


Selasa, 17 Januari 2023 / 10:22 WIB
Populasi China Menyusut untuk Pertama Kalinya dalam Enam Dekade
ILUSTRASI. Populasi China Menyusut untuk Pertama Kalinya dalam Enam Dekade


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Populasi China tahun lalu tercatat mengalami penurunan. Kondisi ini adalah yang pertama kalinya terjadi sejak tahun 1961.

Mengutip Reuters, populasi China tahun 2022 turun sekitar 850.000 menjadi 1,41175 miliar.

Biro Statistik Nasional China mengumumkan bahwa tingkat kelahiran tahun 2022 adalah 6,77 kelahiran per 1.000 orang, jumlah itu turun dari 7,52 kelahiran pada tahun 2021.

Penurunan tersebut jadi yang terburuk sejak periode Kelaparan Hebat tahun 1961. Catatan ini sekaligus memperkuat prediksi bahwa India akan menjadi negara terpadat di dunia pada tahun ini.

China juga mencatat tingkat kematian tertinggi sejak 1974, yaitu 7,37 kematian per 1.000 orang dibandingkan dengan 7,18 kematian pada tahun 2021.

Baca Juga: WHO Mendesak China untuk Merilis Lebih Banyak Data Covid-19 Domestik

Di masa mendatang, para pakar di PBB melihat populasi China menyusut hingga 109 juta pada tahun 2050, lebih dari tiga kali lipat penurunan perkiraan mereka sebelumnya pada tahun 2019.

Para ahli demografi domestik kini memprediksi negaranya akan menjadi tua sebelum menjadi kaya. Kondisi ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi karena pendapatan turun dan utang pemerintah meningkat untuk menjaga populasi yang menua dengan cepat.

Sebagian besar penurunan demografi adalah hasil dari kebijakan satu anak China yang diberlakukan antara tahun 1980 hingga 2015. 

Baca Juga: WHO Cemaskan Merebaknya Covid-19 pada Perayaan Imlek di China

Faktor lainnya adalah biaya pendidikan yang sangat tinggi sehingga membuat banyak orang China tidak memiliki lebih dari satu anak atau bahkan memiliki anak sama sekali.

Para pakar populasi juga percaya kebijakan nol-Covid yang diterapkan selama tiga tahun telah menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada prospek demografis.

Sejak 2021 pemerintah daerah telah meluncurkan langkah-langkah untuk mendorong masyarakat memiliki lebih banyak anak, mulai dari pengurangan pajak, cuti hamil yang lebih lama, dan subsidi perumahan.

Sayangnya, langkah-langkah tersebut sepertinya gagal membuat masyarakat China tertarik untuk memiliki anak.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×