kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Populasi China Turun Hingga 850.000 Jiwa Tahun Lalu, Pertama Sejak 1961


Selasa, 17 Januari 2023 / 18:13 WIB
Populasi China Turun Hingga 850.000 Jiwa Tahun Lalu, Pertama Sejak 1961
ILUSTRASI. Warga berjalan melewati pepohonan yang dihiasi lentera merah menjelang Hari Raya Imlek, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Beijing, China, Rabu (27/1/2021). Populasi China Turun Hingga 850.000 Jiwa, Pertama Sejak 1961.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BEIJING. Populasi di China mengalami penurunan pada tahun 2022 untuk pertama kalinya dalam enam dekade. Penurunan populasi ini merupakan perubahan bersejarah yang diperkirakan menandai dimulainya periode panjang penurunan penduduk Tiongkok dengan dampaknya bagi ekonomi China dan dunia.

Biro Statistik Nasional China melaporkan penurunan penduduk sekitar 850.000 jiwa pada 2022. Populasi China mencapai 1,41 miliar pada tahun 2022. Penurunan populasi tersebut menandai penurunan pertama sejak 1961, tahun terakhir Kelaparan Besar terjadi di China.

Penurunan populasi China berpotensi membuat India menjadi negara terpadat di dunia. 

Baca Juga: Pertama Kalinya Sejak 1961, Populasi China Menyusut

Dalam jangka panjang, para pakar PBB melihat populasi China menyusut hingga 109 juta pada tahun 2050, lebih dari tiga kali lipat penurunan perkiraan mereka sebelumnya pada tahun 2019.

Itu menyebabkan ahli demografi domestik memprediksi bahwa China akan menjadi tua sebelum menjadi kaya, memperlambat ekonomi karena pendapatan turun dan utang pemerintah meningkat karena melonjaknya biaya kesehatan dan kesejahteraan.

"Prospek demografis dan ekonomi China jauh lebih suram dari yang diperkirakan. China harus menyesuaikan kebijakan sosial, ekonomi, pertahanan, dan luar negerinya," kata ahli demografi Yi Fuxian.

Dia menambahkan bahwa penyusutan tenaga kerja negara dan penurunan bobot manufaktur akan semakin memperburuk harga tinggi dan inflasi tinggi di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Juga: PBB: Populasi Penduduk China Dapat Berkurang Hingga 109 Juta pada Tahun 2050

"Pertumbuhan ekonomi harus lebih bergantung pada pertumbuhan produktivitas," tambah Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

Kang Yi, kepala biro statistik nasional, menepis kekhawatiran tentang penurunan populasi. Ia mengatakan bahwa penawaran tenaga kerja secara keseluruhan masih melebihi permintaan".

Tingkat kelahiran China tahun lalu hanya 6,77 kelahiran per 1.000 orang, turun dari tingkat 7,52 kelahiran pada tahun 2021 dan menandai tingkat kelahiran terendah dalam catatan.

Baca Juga: Xi Jinping Memantapkan Cengkeraman Kekuasaan Selama 2022 yang Penuh Gejolak

Jumlah wanita China usia subur, yang ditetapkan pemerintah berusia 25 hingga 35 tahun, turun sekitar 4 juta, kata Kang.

Tingkat kematian tertinggi sejak 1974 selama Revolusi Kebudayaan adalah 7,37 kematian per 1.000 orang, dibandingkan dengan tingkat 7,18 kematian pada tahun 2021.




TERBARU
Kontan Academy
Mudah Menagih Hutang Penyusunan Perjanjian & Pengikatan Jaminan Kredit serta Implikasi Positifnya terhadap Penanganan Kredit / Piutang Macet

[X]
×