Sumber: TASS,The Moscow Times,The Moscow Times | Editor: S.S. Kurniawan
"Poseidon secara praktis bisa waspada dan melakukan tugas kapan saja,” ujar dia kepada Sputnik Radio di bawah kontrol Kremlin pada akhir Mei lalu seperti dikutip The Moscow Times.
Zhilin, Kepala Pusat Studi Masalah Keamanan Nasional Terapan Publik Universitas Lobachevsky, Rusia, menepis kekhawatiran tentang potensi kerentanan drone terhadap peretas dan cyberterrorist.
“Penampilan drone sekelas ini, tentu saja, membutuhkan banyak tanggungjawab karena dikelola melalui perangkat lunak. Jelas bahwa ada risiko tertentu ketika dalam operasi peretas dapat mencoba mengambil kendali," katanya.
"Tetapi, berbicara dengan insinyur dan desainer kami, saya sampai pada kesimpulan bahwa ada perlindungan besar-besaran terhadap gangguan eksternal,” ujar Zhilin kepada Sputnik Radio seperti The Moscow Times kutip.
Baca Juga: Rusia bangun lagi enam kapal korvet canggih, penghancur kapal selam dan permukaan
Dengan kemampuan Poseidon yang bisa menyelam dalam, Rusia dapat melawan sistem pertahanan rudal AS dan memastikan pencegahan dengan kemampuan serangan kedua.
Rencananya, Rusia mengerahkan 16 drone Poseidon pada gugus tugas tempur Armada Utara. Dua kapal selam tujuan khusus, Belgorod dan Khabarovsk, akan membawa Poseidon. Kedua kapal selam itu dibangun di Sevmash, Severodvinsk.
Belgorod adalah kapal selam prototipe dari kapal selam bertenaga nuklir kelas-II Oscar. Meluncurkan pada April 2019 dan akan memulai uji coba laut dalam beberapa bulan.
Kapal selam kedua yang membawa Poseidon adalah Khabarovsk. Kapal selam prototipe khusus dari kapal selam rudal balistik generasi keempat Rusia kelas Borei.