kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prancis Catat 2.816 Kematian Tambahan Akibat Gelombang Panas


Rabu, 23 November 2022 / 14:27 WIB
Prancis Catat 2.816 Kematian Tambahan Akibat Gelombang Panas
ILUSTRASI. Sebuah gereja?terlihat?saat matahari terbenam saat gelombang panas menghantam Eropa, di Oisy-le-Verger, Prancis, 14 Juli 2022. REUTERS/Pascal Rossignol


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - PARIS. Kementerian Kesehatan Prancis  pada hari Selasa (22/11) melaporkan adanya 2.816 kematian tambahan yang disebabkan oleh gelombang panas yang terjadi selama musim panas.

Mengutip Reuters, jumlah tersebut datang dari tiga gelombang panas berturut-turut yang terjadi pada periode 14-22 Juni, 9-27 Juli, dan 29 Juli-14 Agustus.

Sebanyak 10.420 kematian tambahan juga tercatat selama periode 1 Juni hingga 15 September, menandai musim panas terpanas kedua di Prancis sejak 1900. Jumlah kematian yang tinggi juga dikombinasikan dengan banyaknya pasien Covid-19 yang terkena dampak.

"Covid-19 mungkin telah meningkatkan kerentanan terhadap panas pada beberapa orang. Paparan suhu tinggi mungkin memperburuk kesehatan beberapa pasien Covid-19," kata kementerian.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa lansia adalah yang kelompok yang terkena dampak paling parah. Dari 2.816 kematian yang tercatat, 2.272 di antaranya merupakan penduduk usia 75 tahun atau lebih.

Baca Juga: Inilah Dampak Malapetaka Gelombang Panas untuk Anak-anak, Warning dari UNICEF

15.000 Orang Meninggal Dunia Akibat Gelombang Panas di Eropa

Awal bulan ini, WHO melaporkan telah ada sedikitnya 15.000 orang yang meninggal dunia di Eropa akibat munculnya gelombang panas.

WHO merinci ada sekitar 4.500 kematian di Jerman, hampir 4.000 di Spanyol, lebih dari 3.200 di Inggris, dan lebih dari 1.000 di Portugal.

Data tersebut dilaporkan ke WHO selama tiga bulan musim panas berlangsung, yaitu pada Juni hingga Agustus.  

"Perkiraan ini kemungkinan akan bertambah karena ada lebih banyak negara yang melaporkan kematian tambahan akibat cuaca panas," lanjut WHO.

Mengutip The Straits Times, periode itu menjadi musim panas terpanas yang pernah dirasakan Eropa sejak pendataan dilakukan. Suhu yang sangat tinggi juga membawa Eropa merasakan kekeringan terburuk sejak Abad Pertengahan

Baca Juga: 15.000 Orang Meninggal Dunia Akibat Gelombang Panas yang Melanda Eropa

Gelombang panas berturut-turut antara Juni dan Juli menyebabkan sekitar 24.000 kematian berlebih di Eropa. Inggris sempat mencatat suhu hingga 40 derajat celcius untuk pertama kalinya pada periode itu.

Menurut WHO, ketidakmampuan tubuh manusia untuk mendinginkan dirinya sendiri di tengah suhu panas ekstrem telah menyebabkan banyak kematian tahun ini.

"Tekanan akibat panas, ketika tubuh tidak dapat mendinginkan dirinya sendiri, adalah penyebab utama kematian terkait cuaca di kawasan Eropa," tulis WHO.

Kondisi tersebut bisa sangat berbahaya bagi orang yang menderita penyakit jantung kronis, masalah pernapasan, dan diabetes.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×