Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PARIS. Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa Prancis bersama dengan negara-negara Pasifik Selatan akan bekerja sama untuk melawan pengaruh maritim China yang semakin luas di Pasifik.
Dilansir dari Reuters, Macron pada hari Senin (19/7) mengatakan bahwa pihaknya dan negara Pasifik Selatan akan segera membentuk jaringan penjaga pantai terpadu untuk mengawasi penangkapan ikan ilegal.
Negara-negara Pasifik Selatan, meskipun kecil, tapi mengendalikan wilayah maritim luas yang kaya sumber daya. Sejumlah negara di dalamnya cukup dengan Prancis, AS, dan para sekutunya.
Baca Juga: AS berupaya mencegah masuknya pengaruh China di negara-negara Pasifik
Atas dasar kedekatan itu pula, kelompok negara Barat yang dipimpin AS sedang berusaha keras untuk menjauhkan negara-negara kecil Pasifik dari pengaruh China.
Prancis sendiri memiliki wilayah pulau yang membentang di Indo-Pasifik termasuk Reunion di Samudra Hindia dan Polinesia Prancis di Pasifik.
Belakangan ini Prancis mulai meningkatkan hubungan pertahanan dengan Australia dan India sebagai bagian dari langkah untuk melawan pengaruh China di kawasan itu.
Macron pada hari Senin mengadakan pertemuan virtual dengan para pemimpin Australia, Kepulauan Marshall, Papua Nugini dan perwakilan dari Selandia Baru dan negara-negara Pasifik lainnya.
Baca Juga: Semakin lemah, empat negara isyaratkan akan keluar dari Forum Kepulauan Pasifik
Pada kesempatan itu Macron menyebut ancaman yang dihadapi memiliki jiwa "predator" di lautan yang akan bisa merugikan banyak negara di kawasan tersebut, yang umumnya bergantung pada hasil laut.
"Kami akan meluncurkan jaringan penjaga pantai untuk Pasifik Selatan di sekitar tiga tujuan utama: berbagi informasi, kerjasama operasional dan pelatihan," kata Macron, seperti dikutip Reuters.
Sebenarnya Macron tidak secara langsung menyebut China sebagai ancaman. Namun, seorang penasihat presiden Prancis mengatakan kebijakan itu menargetkan penangkapan ikan ilegal yang sebagian besar dilakukan oleh aktor swasta.
Tapi pada kenyataannya, kapal-kapal China, dari kapal milik pribadi hingga pukat komersial milik perusahaan publik mulai datang ke wilayah tersebut dan Asia Tenggara karena hasil di sekitar perairannya mulai terbatas.
China diketahui telah berkeliaran ke berbagai lautan dan beberapa kali menyebabkan pertikaian diplomatik dengan negara-negara di sekitar Laut Cina Selatan tetapi juga Argentina.