Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan, negaranya saat ini memperkaya lebih banyak uranium ketimbang yang mereka lakukan sebelum menyetujui perjanjian nuklir dengan kekuatan dunia pada 2015 lalu.
"Kami memperkaya lebih banyak uranium sebelum kesepakatan tercapai. Tekanan telah meningkat di Iran tetapi kami terus maju," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung televisi, Kamis (16/1), seperti dikutip Reuters.
Iran secara bertahap mengurangi komitmennya di perjanjian nuklir sebagai balasan atas langkah Amerika Serikat (AS) yang menarik diri dari pakta pada 2018 dan penerapan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi negeri Mullah.
Baca Juga: Iran tolak mentah-mentah gagasan terbaru Trump dalam sengketa nuklir
Sebelumnya, Rouhani menolak proposal "kesepakatan Trump" yang bertujuan menyelesaikan perselisihan nuklir. Rouhani menyebut kesepakatan itu adalah tawaran "aneh" dan mengkritik Presiden AS Donald Trump yang selalu melanggar janji.
"Tuan Perdana Menteri (Inggris Boris Johnson) yang di London ini, saya tidak tahu bagaimana pendapatnya. Dia mengatakan, mari kita mengesampingkan kesepakatan nuklir dan meletakkan rencana Trump dalam tindakan," ujar Rouhani.
"Jika Anda mengambil langkah yang salah, itu akan merugikan Anda. Pilih jalan yang benar. Jalan yang benar adalah kembali ke kesepakatan nuklir," sebut Presiden Iran, Rabu (15/1), seperti dilansir Reuters.
Iran membantah niat untuk memperoleh senjata nuklir dan mengatakan, pelanggaran perjanjian itu akan mereka batalkan jika Washington mencabut sanksi. "Semua kegiatan kami berada di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional (IAEA)," ucap Rouhani.
Johnson meminta Trump untuk mengubah perjanjian nuklir Iran dengan pakta baru untuk memastikan Republik Islam itu tidak membuat senjata atom.
"Jika kita akan menyingkirkannya, mari kita ganti, dan mari kita ganti dengan kesepakatan (versi) Trump," kata Johnson tentang perjanjian pengendalian senjata nuklir 2015 dengan Teheran. "Itu akan menjadi cara yang bagus untuk maju".
Baca Juga: Panaskan suasana, Presiden Iran ingatkan pasukan asing di Timur Tengah dalam bahaya
"Presiden Trump adalah pembuat kesepakatan hebat, dengan akunnya sendiri. Mari kita bekerjasama untuk menggantikan JCPOA dan mendapatkan kesepakatan Trump sebagai gantinya," ujar Johnson kepada BBC, Selasa (14/1), seperti dikutip Reuters.
Berdasarkan kesepakatan dengan China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris dan AS, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya.
"Jika Anda menyingkirkan kesepakatan nuklir ini, JCPOA, itulah yang Trump inginkan. Maksud saya kepada teman-teman Amerika adalah, lihat, entah bagaimana pun Anda harus menghentikan orang Iran untuk memperoleh senjata nuklir," sebut Johnson.