Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Produksi minyak sawit global pada musim 2025/2026 diperkirakan akan meningkat sebesar 1,5 juta metrik ton, dengan produksi dari dua produsen utama, Indonesia dan Malaysia, diperkirakan hanya meningkat sedikit.
Analis industri terkemuka Dorab Mistry memperkirakan, harga acuan minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia dapat mencapai 5.500 ringgit per ton pada kuartal I 2026.
Mistry mempertahankan proyeksi harga minyak sawit berjangka yang ia sampaikan di bulan September 2025 lalu, jika Indonesia terus menyita perkebunan dan melanjutkan rencana penambahan wajib biodiesel.
Baca Juga: AS Hapus Tarif Impor untuk Sejumlah Komoditas Pangan dari Amerika Latin
Indonesia berencana menerapkan campuran biodiesel 50%, yang dikenal sebagai B50, pada paruh kedua tahun 2026. Pemerintah berharap dapat memulai uji coba bahan bakar tersebut bulan depan.
"Jika Indonesia menerapkan B50, akan terjadi kelangkaan minyak sawit dan harga akan meroket," ujar Mistry yang juga Direktur Godrej International, dalam sebuah konferensi industri di Bali, Jumat (14/11/2025), seperti dilansir Reuters.
Ia mengatakan, penyitaan perkebunan yang dilakukan pemerintah Indonesia dapat menimbulkan masalah produksi tahun depan.
Baca Juga: 2026, Visa Akan Ujicoba Sistem Perdagangan Berbasis AI di Asia Pasifik













