kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi Mobil di Thailand Turun 19,28% pada Februari 2024


Selasa, 26 Maret 2024 / 12:13 WIB
Produksi Mobil di Thailand Turun 19,28% pada Februari 2024
ILUSTRASI. Produksi mobil di Thailand di Februari 2024 hanya 133,690 unit


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Penurunan produksi mobil kembali terjadi di Thailand, yang merupakan pusat produksi mobil terbesar di Asia Tenggara. Di Februari 2024, Federasi Industri Thailand (FTI) mencatat produksi mobil hanya 133.690 unit atau turun 19,28%.

Adapun, penurunan tersebut melanjutkan tren yang terjadi sejak awal tahun ini dan tampak lebih dalam. Di mana, pada Januari 2023, produksi mobil di Negeri Gajah Putih tersebut juga turun 12,46% secara tahunan.

FTI mengungkapkan, penurunan produksi mobil yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penurunan produksi truk pickup. Maklum, jenis kendaraan tersebut merupakan yang utama di produksi di negara tersebut.

Tak hanya itu, FTI juga melihat lebih banyak kendaraan yang diimpor dalam periode tersebut, kebanyakan merupakan kendaraan listrik. Memang, selain sebagai pusat produksi mobil terbesar, Thailand juga merupakan basis ekspor bagi beberapa produsen mobil terkemuka, seperti Toyota dan Honda.

Baca Juga: Prospek Kenaikan Mata Uang Asia Masih Terbuka, Bagaimana Nasib Rupiah?

Meski demikian, FTI memperkirakan produksi mobil tahun ini masih mampu memproduksi mobil sebanyak 1,9 juta kendaraan. Setelah, 1,84 juta kendaraan dibuat pada tahun 2023.

Memang, peluang pertumbuhan terbuka lebar mengingat beberapa produsen tetap memilih Thailand sebagai basis produksinya. Paling anyar, ada produsen mobil Jepang Isuzu Motors berencana menggunakan Thailand sebagai basis produksi truk pikap D-MAX versi listriknya. Ditargetkan untuk mulai mengekspor pada tahun depan.

Juru bicara pemerintah Thailand Chai Wacharonke mengatakan, Isuzu berencana untuk menginvestasikan 1 triliun yen (US$6,62 miliar) untuk penelitian dan pengembangan pada tahun 2030, termasuk pusat pengujian.

“D-MAX listrik akan diekspor dari Thailand mulai tahun 2025 ke negara-negara seperti Norwegia, Inggris, Australia dan lainnya,” kata Chai, belum lama ini.

Bulan ini, produsen mobil Jerman BMW juga  memulai pembangunan fasilitas produksi baterai tegangan tinggi di provinsi Rayong, Thailand, dengan rencana pembangunan pabrik perakitan kendaraan listrik pada tahun 2025.

Negara ini menawarkan insentif, keringanan pajak, dan langkah-langkah lain untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik dan mengubah 30% produksi tahunannya yang berjumlah 2,5 juta kendaraan menjadi kendaraan listrik pada tahun 2030




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×