kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Profesor di MIT sebut droplet dari batuk dan bersin bisa terlontar hingga 8 meter


Rabu, 01 April 2020 / 10:00 WIB
Profesor di MIT sebut droplet dari batuk dan bersin bisa terlontar hingga 8 meter
ILUSTRASI. Warga mengenakan masker di Italia. Profesor di MIT sebut droplet dari batuk dan bersin bisa terlontar hingga 8 meter. REUTERS/Massimo Pinca


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Penyebaran virus corona telah menjadi perhatian di seluruh penjuru dunia dengan korban jiwa yang ditimbulkan sudah menembus angka 4.000 di seluruh dunia.

Berbagai upaya untuk menekan penyebaran virus corona ini pun ikut menjadi topik yang dibicarakan oleh sebagian besar orang. Salah satunya adalah dengan mendorong jarak sosial di seluruh dunia. Namun seorang peneliti percaya apa yang dilakukan ini pun bahkan tidak cukup.

Baca Juga: Putin kirim pasokan medis untuk bantu AS perang melawan virus corona

Lydia Bourouiba, seorang profesor di MIT, telah meneliti dinamika pernafasan seperti batuk dan bersin selama bertahun-tahun di Laboratorium Transmisi Penyakit Dinamika Fluida dan menemukan pernafasan menyebabkan awan gas yang dapat terlontar hingga 8 meter.

Penelitiannya dapat memiliki implikasi untuk pandemi Covid-19 global, meskipun langkah-langkah yang diminta oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Organisasi Kesehatan Dunia meminta ruang masing-masing sebesar enam kaki dan tiga kaki.

Dalam artikel Jurnal American Medical Association yang diterbitkan pekan lalu, Bourouiba mengatakan kecepatan pernafasan puncak dapat mencapai 33 hingga 100 kaki per detik.

Baca Juga: Bisa picu konflik global, PBB: Corona jadi krisis terburuk sejak Perang Dunia II

"Masker bedah dan N95 yang saat ini digunakan tidak diuji untuk karakteristik potensial dari emisi pernapasan ini," katanya seperti dikutip South China Morning Post.

Pandemi virus corona sendiri telah membunuh lebih dari 40.000 orang di dunia. Dengan belum adanya tanda-tanda perbaikan, AS bersiap untuk periode tergelapnya setelah jumlah kasus kematian akibat corona di negara ini melampaui China.

Dalam hitungan bulan virus ini telah menginfeksi lebih dari 830.000 orang dalam krisis yang menekan politik dan ekonomi global ini.

Baca Juga: Aktor film Star Wars, Andrew Jack meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona

Tak hanya itu, kehidupan sekitar 3,6 miliar orang di berbagai penjuru dunia pun berubah karena telah diminta untuk tinggal di rumah dalam keadaan terkunci.

Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa memperkirakan periode dua minggu ke depan akan jadi saat yang berat ketika Gedung Putih secara resmi meluncurkan model wabah virus corona yang memproyeksikan akan ada 100.000 hingga 240.000 kasus kematian karena corona.

Prediksi ini terjadi ketika rekor kematian akibat corona di Amerika Serikat menembus angka 865 orang dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: Merebak, China akan masukkan kasus corona tanpa gejala dalam hitungan




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×