kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.269   21,00   0,13%
  • IDX 7.298   40,55   0,56%
  • KOMPAS100 1.079   6,90   0,64%
  • LQ45 853   6,91   0,82%
  • ISSI 217   0,43   0,20%
  • IDX30 439   3,21   0,74%
  • IDXHIDIV20 523   3,29   0,63%
  • IDX80 123   0,74   0,60%
  • IDXV30 124   0,46   0,37%
  • IDXQ30 144   0,78   0,55%

Profil Tim Cook, dari Pengantar Koran Hingga CEO Bergaji Tinggi


Kamis, 23 Januari 2025 / 10:56 WIB
Profil Tim Cook, dari Pengantar Koran Hingga CEO Bergaji Tinggi
CEO Apple Tim Cook berjalan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Pertemuan tersebut membahas investasi perusahaan Apple di Indonesia dengan membangun Apple Developer Academy di Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.


Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim Cook, CEO Apple, meraup pendapatan sebesar US$ 74,6 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun (kurs Rp 16.280) tahun lalu. Namun, perjalanan kariernya dimulai dengan pekerjaan sederhana sebagai pengantar koran dengan upah US$ 1,10 per jam. 

Sulit membayangkan masa sebelum Cook bergabung dengan Apple, tempat ia mulai berkarier pada tahun 1998, sebelum kehadiran iPod.

Namun jauh sebelum memimpin produk ikonik seperti iPhone, iMac, dan iPad, Cook bekerja mengantarkan koran ke rumah-rumah di Robertsdale, Alabama. 

Baca Juga: CEO Apple Tim Cook Ungkap Pelajaran Berharga dari Steve Jobs dalam Kepemimpinan

"Pendidikan saya berpusat pada kerja keras dan keyakinan bahwa setiap orang, berapa pun usianya, perlu bekerja," ujar Cook dalam podcast Table Manners.

"Saya mulai bekerja sekitar usia 11 atau 12 tahun sebagai pengantar koran," sambungnya. 

Setelah itu, ia melanjutkan pekerjaannya sebagai juru masak burger di restoran lokal pada usia sekitar 14 tahun.

"Saya bekerja di sebuah tempat bernama Tastee Freeze," kenangnya, sembari menambahkan bahwa makanan di sana sebenarnya tidak begitu enak.  "Tapi itu satu-satunya restoran cepat saji di kota."  

Baca Juga: CEO Apple, Tim Cook, Janji Akan Terus Berinvestasi di China

Cook juga mengingat bagaimana teman-teman sekelasnya sering mengejeknya saat ia menyajikan burger dan es krim pada akhir pekan.

"Mereka datang dan mengolok-olok saya karena bekerja di tempat itu. Saya harus memakai topi kecil dan celemek, dan saya menghasilkan $US 1,10 per jam," ujarnya.  

Bekerja Sambil Kuliah  

Cook mengungkapkan bahwa ia terpaksa bekerja penuh waktu sambil menyelesaikan gelar MBA di Universitas Duke.

"Saya bekerja di siang hari dan kuliah di malam hari. Satu-satunya cara saya bisa membayar kuliah di Duke adalah dengan meminta majikan saya untuk menanggung biayanya," jelasnya.  

Meski harus membagi waktu antara pekerjaan dan pendidikan sejak kecil hingga usia dua puluhan, Cook tidak menyesalinya. "Itu adalah masa yang luar biasa. Sepanjang hidup saya selalu terasa luar biasa," katanya.  

Pengalaman awal Cook membentuk etos kerjanya yang tangguh.

Baca Juga: Profil Tim Ekonomi Prabowo Muka Lama, Gapki Anggap Bisa Lanjutkan Program Sebelumnya

Setelah 12 tahun berkarier di IBM, ia diundang oleh Steve Jobs untuk bergabung dengan Apple pada tahun 1998. Sisanya adalah sejarah. Kini, Cook menjadi salah satu CEO dengan bayaran tertinggi di Amerika.  

Cook lahir pada tahun 1960 di Mobile, Alabama, dari pasangan Geraldine dan Donald Cook. Keluarganya kemudian menetap di Robertsdale, sebuah kota kecil dengan populasi sekitar dua hingga tiga ribu orang.  

"Saya tumbuh di lingkungan sederhana, tetapi penuh cinta," kata Cook.

"Semua orang saling mengenal di kota itu. Pendidikan seperti ini sangat membentuk karakter saya," tuturnya.  

Baca Juga: Program Prabowo-Gibran, Renovasi 90.000 Ruang Kelas hingga Menaikkan Gaji ASN

Ibunya bekerja di apotek lokal, sedangkan ayahnya bekerja pada shift malam di industri galangan kapal.

"Mereka menanamkan nilai kerja keras dalam diri saya," ujar Cook.  

Etos kerja yang ditanamkan orang tuanya inilah yang terus ia bawa hingga kini.

"Sebelum di Apple, saya senang bekerja. Sekarang, saya mencintai pekerjaan saya. Dan itu adalah perbedaan besar yang sangat saya rasakan," pungkasnya.

Selanjutnya: Ilmuwan Konfirmasi Alam Semesta Mengembang Terlalu Cepat

Menarik Dibaca: 5 Rekomendasi Teh yang Membantu Mengontrol Gula Darah Penderita Diabetes



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×