Reporter: Vina Destya | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pengawas Federal AS menyebut program bantuan Covid-19 dari pemerintah Amerika Serikat berpotensi dicuri sebesar US$ 200 miliar.
Awal tahun 2023 ini, terdapat laporan bahwa pemerintah AS kemungkinan telah memberikan sekitar US$ 5,4 miliar dalam bentuk bantuan Covid-19 kepada orang yang memiliki nomor jaminan sosial yang meragukan.
Dilansir dari Reuters, otoritas federal menambahkan bahwa Badan Usaha Kecil Amerika Serikat atau Small Business Administration (SBA) telah mengurangi pengawasan karena terburu-buru mencairkan dana tersebut.
Berdasarkan laporan yang dirilis Kantor Inspektur Jenderal SBA pada Selasa (27/6), terdapat sekitar 17% dari total dana yang terkait dengan skema Pinjaman Bencana Cidera Ekonomi (EIDL) dan Program Perlindungan Gaji (PPP) dari pemerintah AS telah disalurkan kepada pihak-pihak yang berpotensi melakukan kecurangan.
Baca Juga: Taiwan Melacak Kehadrian Dua Kapal Perang Rusia di Pantai Timurnya
SBA sendiri telah membantah tuduhan tersebut dan menyebut bahwa jumlah US$ 200 miliar tersebut terlalu dilebih-lebihkan. Sementara itu selama pandemi, SBA telah mencairkan sekitar US$ 1,2 triliun dana EIDL dan PPP.
Perkiraan kecurangan yang dicatat untuk program EIDL mencapai lebih dari US$ 136 miliar, sedangkan untuk program PPP diperkirakan mencapai US$ 64 miliar.
Sementara itu SBA mengatakan bahwa para tenaga ahlinya memperkirakan potensi kecurangan hanya mencapai US$ 36 miliar, kecurangan itu pun sebanyak 86% kemungkinan terjadinya saat masa pemerintahan presiden Donald Trump yaitu pada tahun 2020.
Pada Mei 2021, Jaksa Agung Merrick Garland membuat Satuan Tugas Penegakan Penipuan Covid-19, sehingga sampai saat ini AS sedang gencar menyelidiki kasus penipuan yang berkaitan dengan program bantuan pemerintah.
Departemen Kehakiman AS kemudian menunjuk Jaksa Federal Kevin Chambers untuk menjadi pemimpin dalam penyelidikan dugaan penipuan bantuan pada tahun 2022.
Baca Juga: Filipina Teken Perjanjian Pinjaman US$ 1,14 Miliar dengan World Bank
Kemungkinan besar dana yang dicuri berasal dari program asuransi pengangguran AS selama masa pandemi covid-19, langkah yang dilakukan dalam penipuan ini adalah menerapkan taktik seperti menggunakan nomor jaminan sosial individu yang sudah meninggal dunia.
Di bulan dan tahun yang sama, Kevin juga mendakwa puluhan orang yang dituduh telah mencuri US$ 250 juta dari program bantuan yang diperuntukkan bagi anak-anak yang membutuhkan saat pandemi Covid-19.