Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) resmi menyetujui kemungkinan pemberian dukungan militer ke Taiwan senilai US$619 juta atau setara dengan Rp 9,45 triliun.
Pentagon pada hari Rabu (1/3) mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan senjata dan peralatan militer ke Taiwan, khususnya untuk memperkuat pertahanan udara.
Mengutip Reuters, dana besar itu akan dialokasikan untuk pengadaan beberapa sistem pertahanan seperti anti-pesawat Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) sebanyak 200 unit, rudal AGM-88B HARM yang dapat menghancurkan stasiun radar berbasis darat sebanyak 100 unit, serta pasokan rudal untuk memperkuat armada jet tempur F-16 milik Taiwan.
Baca Juga: Lockheed Martin Incar Lebih Banyak Pengiriman Jet Tempur F-35 ke Australia
"Penjualan yang diusulkan akan berkontribusi pada kemampuan penerima (Taiwan) untuk menyediakan pertahanan wilayah udaranya, keamanan regional, dan interoperabilitas dengan Amerika Serikat," ungkap Pentagon dalam pernyataannya.
Raytheon Technologies dan Lockheed Martin akan menjadi kontraktor utama dalam pengadaan senjata tersebut.
Menanggapi kabar tersebut, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan deretan persenjataan yang disediakan akan membantu Taiwan mempertahankan wilayah udaranya secara efektif.
Pihak kementerian mengatakan bahwa rangkaian provokasi dari militer China memang membuat Taiwan perlu meningkatkan stok peralatan pertahanan.
Baca Juga: 19 Pesawat Militer China Kembali Memasuki Zona Pertahanan Udara Taiwan
Kekhawatiran Taiwan bukan tanpa alasan. Pada hari Kamis (2/3) militer Taiwan mulai mengawasi kedatangan armada Angkatan Udara China di sekitar zona identifikasi pertahanan udaranya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan bahwa selama 24 jam terakhir pihaknya telah melihat 21 pesawat militer China yang mendekat.
"Pesawat-pesawat itu adalah 17 pesawat tempur J-10 dan 4 pesawat tempur J-16. Mereka telah terbang ke sudut barat daya zona identifikasi pertahanan udara Taiwan," kata otoritas pertahanan Taiwan.
Militer Taiwan saat ini terus memantau situasi dengan beragam cara, termasuk dengan mengerahkan pesawat militernya sendiri.