Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BELEM. Puluhan warga adat memaksa masuk ke lokasi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30) di Kota Belem, Brasil, Selasa (11/11/2025), menuntut aksi nyata perlindungan hutan dan iklim.
Para demonstran yang marah mencoba menerobos penjagaan di pintu masuk kompleks konferensi yang menjadi tempat ribuan delegasi dari berbagai negara menghadiri pertemuan tahunan PBB tersebut.
Baca Juga: Harga Emas Menguat 4 Hari Selasa (12/11): Dolar AS Lesu & Harapan Suku Bunga The Fed
Sejumlah peserta aksi membawa bendera bertuliskan tuntutan hak atas tanah dan spanduk dengan pesan “Tanah Kami Bukan untuk Dijual.”
“Kami tidak bisa makan uang,” ujar Gilmar, tokoh masyarakat adat dari komunitas Tupinamba di sekitar Sungai Tapajos bagian hilir.
“Kami ingin tanah kami bebas dari bisnis pertanian besar, eksplorasi minyak, penambang ilegal, dan penebang liar.”
Petugas keamanan berusaha menahan massa dan menumpuk meja untuk memblokade pintu masuk.
Baca Juga: Dolar AS Melemah Rabu (12/11) Pagi, Bertaruh The Fed Akan Pangkas Suku Bunga Desember
Seorang saksi mata Reuters menyebut, satu petugas terlihat dibawa dengan kursi roda sambil memegangi perutnya, sementara petugas lain mengalami luka di atas mata setelah terkena lemparan tongkat kayu berat dari arah massa.
Kericuhan berlangsung singkat sebelum para pengunjuk rasa membubarkan diri. Mereka sebelumnya bergabung dalam rombongan besar yang berarak menuju lokasi acara.
Pihak keamanan kemudian mengizinkan delegasi keluar dari gedung setelah sebelumnya diminta bertahan di dalam hingga situasi aman.
“Sore ini, sekelompok demonstran menerobos pengamanan di pintu utama COP dan menyebabkan dua petugas keamanan luka ringan serta kerusakan kecil di area acara,” ungkap juru bicara penyelenggara dalam pernyataan resmi.
Ia menambahkan, otoritas keamanan Brasil dan PBB telah mengamankan lokasi dan membuka penyelidikan atas insiden tersebut.
Baca Juga: India Mulai Tinggalkan Minyak Rusia, Ganti Pasokan Emas Hitam dari Negara-Negara Ini
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva sebelumnya menegaskan bahwa masyarakat adat merupakan aktor kunci dalam negosiasi COP30 tahun ini.
Awal pekan ini, puluhan pemimpin adat tiba di Belem dengan perahu untuk mengikuti pembicaraan dan menuntut peran lebih besar dalam pengelolaan hutan.
Dalam wawancara terpisah, Kepala Suku Raoni Metuktire menyerukan agar pemerintah Brasil memberdayakan masyarakat adat untuk menjaga kelestarian hutan Amazon dari ancaman industri dan proyek pembangunan.













