kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Proyek Worldcoin dari CEO OpenAI Picu Kekhawatiran Privasi


Rabu, 20 September 2023 / 14:28 WIB
Proyek Worldcoin dari CEO OpenAI Picu Kekhawatiran Privasi
Pada 24 Juli 2023, CEO OpenAI, Sam Altman, mengenalkan Worldcoin, sebuah proyek mata uang kripto yang didukung oleh Tools for Humanity.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 24 Juli 2023, CEO OpenAI, Sam Altman, mengenalkan Worldcoin, sebuah proyek mata uang kripto yang didukung oleh Tools for Humanity.

Proyek ini, dengan kantor di San Francisco dan Berlin, telah menarik 2 juta pengguna selama masa beta dan meluaskan operasi ke 35 kota di 20 negara. Pendaftar di beberapa negara diberikan token Worldcoin (WLD) sebagai insentif.

Worldcoin memperkenalkan World ID untuk membedakan manusia dari kecerdasan buatan. Untuk memperoleh ID ini, pelanggan harus memindaikan iris mata mereka melalui 'orb' Worldcoin.

Baca Juga: Mayoritas Aset Kripto Menguat, Ini Pendorongnya

Meskipun Worldcoin menegaskan hanya menyimpan pola unik dari iris dan bukan gambar keseluruhannya, kekhawatiran terhadap privasi muncul.

Sejumlah isu disoroti pasca peluncuran Worldcoin. Misalnya, laporan MIT Technology Review tentang kemungkinan eksploitasi pengguna di negara berkembang dan kemunculan pasar gelap untuk akun Worldcoin. Namun, inti kontroversi adalah pemindaian iris mata. Bagaimana Worldcoin menjamin bahwa data pemindaian ini aman dari peretasan atau penyalahgunaan?

Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, juga turut memperkuat kekhawatiran semacam itu. Dia mempertanyakan sejauh mana informasi yang dapat diungkapkan oleh pemindaian iris mata tersebut.

Menurutnya Orb adalah perangkat keras, dan kita tidak memiliki cara untuk memverifikasi apakah itu dibuat dengan benar dan tidak memiliki pintu belakang. 

Baca Juga: Bitcoin Berupaya Mendaki ke Level US$ 30.000 di Pekan Pertama Agustus

"Oleh karena itu, meskipun lapisan perangkat lunaknya sempurna dan sepenuhnya terdesentralisasi, Woldcoin Foundation masih memiliki kemampuan untuk menyisipkan pintu belakang ke dalam sistem, sehingga memungkinkan menciptakan banyak identitas manusia palsu secara sembarangan,” jelas Buterin dalam siaran persnya Rabu (20/9).

Bahkan, lembaga pengawas data Inggris juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap upaya pemindaian bola mata Worldcoin di London.

Information Commissioner’s Office (ICO) mengumumkan akan melakukan penyelidikan terhadap Worldcoin untuk memastikan bahwa mereka memiliki “dasar hukum yang jelas” dalam memproses data pribadi.

Baca Juga: Harga Bitcoin Turun ke Level Terendah dalam Sebulan Terakhir, Ini Pemicunya

Selain isu privasi, ada kekhawatiran lain terkait dampak Worldcoin pada ekonomi dan aspek sosial. Penambahan mata uang baru di ekonomi global bisa mengundang ketidakstabilan. Sementara itu, adopsi Worldcoin juga bisa meningkatkan kesenjangan sosial-ekonomi.

Meski belum populer di Indonesia, pemerintah harus waspada terhadap Worldcoin demi melindungi privasi warganya. Di era digital saat ini, kewaspadaan dan kehati-hatian tetap menjadi kunci.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×