kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Putin: Gabungan militer Rusia-China akan lebih kuat daripada AS


Selasa, 27 Oktober 2020 / 05:57 WIB
Putin: Gabungan militer Rusia-China akan lebih kuat daripada AS
ILUSTRASI. Vladimir Putin telah mengisyaratkan tentang aliansi militer masa depan antara Rusia dan China yang akan lebih kuat daripada AS.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Mengutip The Sun, Putin mengatakan permainan perang baru-baru ini yang dilakukan Rusia dan China menyoroti seberapa baik kedua negara bekerja sama.

Dia juga mengisyaratkan bahwa Rusia telah berbagi teknologi militer dengan China, tetapi menolak untuk menjelaskan secara spesifik.

"Tanpa ragu, kerja sama kami dengan China memperkuat kemampuan pertahanan tentara China. Waktu akan menunjukkan bagaimana itu akan berkembang. Kami tidak akan mengecualikannya," jelasnya.

Putin telah menjadi kunci dalam mendorong Rusia untuk mengembangkan senjata baru, termasuk memodernisasi senjata nuklirnya.

Baca Juga: Putin: Persetan dengan sanksi atas Rusia, kami akan mengatasinya!

Dia telah berulang kali mendorong negaranya untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan teknologi seperti rudal hipersonik, yang dipandang sebagai perbatasan baru dalam teknologi persenjataan.

Namun Putin mengatakan, dia terus ingin menandatangani perjanjian senjata baru, dengan di mana perjanjian sebelumnya akan berakhir pada Februari.

Kesepakatan itu ditandatangani pada 2010 dengan Presiden AS Barack Obama, dan pakta tersebut membatasi setiap negara tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir yang dikerahkan dan 700 rudal dan pembom yang dikerahkan.

Namun Trump mengatakan mereka hanya akan memperbarui perjanjian jika China juga bergabung, tetapi Beijing menolak.

Selanjutnya: Rusia menantang Amerika Serikat di perjanjian hulu ledak nuklir, ini isinya




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×