Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Selasa (28/1/2025) bahwa negaranya dapat mengadakan pembicaraan damai dengan Ukraina.
Namun dia mengesampingkan kemungkinan berbicara langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang disebutnya "tidak sah".
Mengutip AFP, Pemimpin Ukraina menanggapi dengan mengatakan bahwa Putin "takut" akan negosiasi dan menggunakan "trik sinis" untuk memperpanjang konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun.
Presiden AS Donald Trump telah menekan kedua belah pihak untuk mengakhiri pertempuran sejak menjabat pada tanggal 20 Januari, dengan mengancam sanksi yang lebih keras terhadap Rusia sambil mengklaim bahwa Zelensky siap untuk menegosiasikan "kesepakatan".
"Jika (Zelensky) ingin berpartisipasi dalam negosiasi, saya akan mengalokasikan orang untuk ambil bagian," kata Putin.
Dia menyebut pemimpin Ukraina itu "tidak sah" karena masa jabatan presidennya berakhir selama darurat militer.
"Jika ada keinginan untuk bernegosiasi dan menemukan kompromi, biarkan siapa pun memimpin negosiasi di sana... Tentu saja, kami akan berjuang untuk apa yang cocok bagi kami, apa yang sesuai dengan kepentingan kami," tambahnya.
Baca Juga: Ini Pesan Putin dalam Peringatan 80 Tahun Pembebasan Auschwitz
Zelensky mengatakan bahwa ada peluang untuk mencapai "perdamaian sejati" tetapi kepala Kremlin menggagalkan upaya untuk menghentikan pertempuran.
"Hari ini, Putin sekali lagi menegaskan bahwa ia takut pada negosiasi, takut pada pemimpin yang kuat, dan melakukan segala yang mungkin untuk memperpanjang perang," tulis Zelensky di X.
Kyiv telah memperingatkan agar tidak dikecualikan dari perundingan damai antara Rusia dan AS, menuduh Putin ingin "memanipulasi" Trump.
Putin juga mengklaim pertempuran akan berakhir dalam waktu dua bulan atau kurang jika Barat menghentikan dukungannya terhadap Kyiv.
"Mereka tidak akan ada selama sebulan jika uang dan, dalam arti luas, peluru habis. Semuanya akan berakhir dalam satu setengah atau dua bulan," kata Putin dalam komentarnya kepada reporter TV pemerintah.
Baca Juga: Rusia Tegur UNICEF, Dinilai Lebih Peduli pada Anak-anak Ukraina Ketimbang Gaza