Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Kematian komandan pasukan Quds Iran Qassem Soleimani menyisakan duka mendalam bagi keluarga Soleimani.
Zeinab Soleimani, anak perempuan Soleimani dalam pidato upaca pemakaman ayahnya mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya Israel akan menghadapi "hari gelap" atas kematian ayahnya.
"Donald Trump (Presiden AS), jangan berpikir bahwa semuanya sudah berakhir dengan kematian ayahku," kata Zeinab dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah Iran yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Harga minyak mendidih seiring kondisi Timur Tengah yang memanas
Jumat pekan lalu, sebuah serangan udara militer AS menewaskan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala pasukan elit Iran, Quds. Soleimani tewas dalam serangan udara militer AS di bandara Baghdad.
Komandan tinggi milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, seorang penasihat Soleimani, juga tewas dalam serangan tersebut.
Pengawal Revolusi Iran menyatakan Soleimani terbunuh dalam serangan helikopter Amerika.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pembunuhan Soleimani akan memperkuat perlawanan terhadap AS dan Israel di kawasan dan dunia.
"Kebrutalan dan kebodohan pasukan teroris Amerika dalam membunuh Komandan Soleimani ... tidak diragukan lagi akan membuat pohon perlawanan di kawasan ini dan dunia menjadi lebih makmur," kata Zarif dalam sebuah pernyataan di televisi Iran yang dikutip Reuters.
Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang berpengaruh di Timur Tengah. Ia sering terlihat di medan perang memandu kelompok-kelompok Syiah Irak dalam perang melawan ISIS.
Baca Juga: Pasca kematian jenderal, Iran tawarkan hadiah Rp 1,120 triliun untuk kepala Trump
Soleimani masuk militer Iran pada tahun 1980-an usai era Revolusi Iran. Karier dia naik cepat setelah masuk jajaran Pengawal Revolusi Iran.
Soleimani dikenal sosok militer tulen. Ia jarang terlihat di kantor dan lebih banyak di lapangan serta medan perang.
Ia pun dikenal berperan besar dalam penyebaran kekuatan Iran di Timur Tengah, yang ditentang oleh musuh-musuh Iran seperti Arab Saudi dan Israel.
Pemimpin Iran Ali Khamenei pun menunjuk Soleimani menjadi Kepala Pasukan Quds pada tahun 1998.
Baca Juga: Timur Tengah memanas, Jepang siap mengirimkan pasukan
Otoritas Soleimani dalam membangun kekuatan militer Iran tampak jelas pada tahun 2019 ketika Khamenei memberinya medali Orde Zolfiqar, penghargaan militer tertinggi Iran. Ini adalah pertama kalinya komandan menerima medali sejak Republik Islam Iran berdiri pada 1979.
Dalam sebuah pernyataan setelah kematian Soleimani, Khamenei mengatakan balas dendam yang keras menunggu "penjahat" yang membunuhnya. Kata Khamenei, kematian Soleimani akan menggandakan motivasi perlawanan terhadap Amerika Serikat dan Israel.
“Soleimani adalah ... bukan pria yang bekerja di kantor. Dia pergi ke garis depan untuk memeriksa pasukan dan melihat pertempuran," kata seorang mantan pejabat senior Irak, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, dalam sebuah wawancara pada tahun 2014.
Baca Juga: Harga minyak semakin memanas, dipicu ancaman AS yang akan menjatuhkan sanksi ke Irak