kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Qatar Beri Trump Pesawat Mewah Senilai Rp 6,6 Triliun, Reaksi Publik AS Terbelah!


Senin, 12 Mei 2025 / 09:54 WIB
Qatar Beri Trump Pesawat Mewah Senilai Rp 6,6 Triliun, Reaksi Publik AS Terbelah!
ILUSTRASI. Pemerintahan Donald Trump, dikabarkan berniat menerima sebuah pesawat Boeing 747-8 mewah sebagai hadiah dari keluarga kerajaan Qatar. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan berniat menerima sebuah pesawat Boeing 747-8 mewah sebagai hadiah dari keluarga kerajaan Qatar, menurut laporan sumber yang memiliki pengetahuan langsung terhadap pembahasan tersebut.

Pesawat ini, yang memiliki nilai pasar sekitar US$400 juta (Rp 6,6 triliun), rencananya akan dimodifikasi untuk digunakan sementara sebagai Air Force One, dan kemudian akan disumbangkan ke perpustakaan kepresidenan Trump setelah masa jabatannya berakhir.

Jika realisasi ini terjadi, pesawat tersebut akan menjadi salah satu hadiah terbesar dan paling kontroversial yang pernah diterima oleh pemerintah AS dari pihak asing.

Baca Juga: Bollywood Gelisah! Ancaman Tarif Film Trump Timbulkan Kepanikan

Konfirmasi dari Trump di Media Sosial

Melalui platform Truth Social miliknya, Trump tampak mengonfirmasi kabar tersebut. Ia menyebut:

"Jadi fakta bahwa Departemen Pertahanan mendapatkan HADIAH, GRATIS, berupa pesawat 747 untuk menggantikan Air Force One yang sudah berusia 40 tahun, secara sangat publik dan transparan, sangat mengganggu Demokrat Korup yang menuntut agar kita membayar MAHAL untuk pesawat itu."

Pernyataan ini menegaskan bahwa Trump melihat proses ini sebagai transparan dan sah secara hukum, meskipun banyak pihak mempertanyakan etikanya.

Reaksi Keras dari Partai Demokrat dan Kelompok Etika Pemerintahan

Reaksi keras pun muncul dari Partai Demokrat dan kelompok advokasi tata kelola pemerintahan yang baik. Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, menuliskan sindiran tajam di platform X (dahulu Twitter):

"Tidak ada yang lebih 'America First' dibandingkan Air Force One, disponsori oleh Qatar."

Organisasi nirlaba Citizens for Responsibility and Ethics in Washington (CREW) menyatakan kekhawatiran bahwa penerimaan pesawat ini dapat melanggar Konstitusi AS, terutama Klausul Emolumen yang melarang pejabat pemerintah menerima hadiah dari pemerintah asing tanpa persetujuan Kongres.

"Ini tampak seperti negara asing, yang memiliki hubungan bisnis pribadi dengan Presiden, memberikan hadiah senilai US$400 juta tepat sebelum pertemuan dengan kepala negara mereka," terangn organisasi tersebut.

Baca Juga: Donald Trump Mengatakan 'Pengumuman yang Menggemparkan' akan Datang, Netizen Heboh!

Status Proses: Belum Final, Tapi Sedang Dipertimbangkan

Menurut juru bicara Qatar, Ali Al-Ansari, transfer pesawat masih dalam tahap pertimbangan, dan belum ada keputusan final yang diambil. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sudah dibicarakan secara publik, belum ada proses formal yang dimulai.

Sementara itu, Gedung Putih melalui juru bicara Karoline Leavitt, menyatakan bahwa: “Setiap hadiah dari pemerintah asing selalu diterima sesuai dengan seluruh hukum yang berlaku. Pemerintahan Trump berkomitmen terhadap transparansi penuh.”

Komponen Hukum: Analisis dari Penasihat Gedung Putih dan Departemen Kehakiman

Menurut laporan ABC News, para pengacara dari Kantor Penasihat Gedung Putih dan Departemen Kehakiman telah menyiapkan analisis hukum yang menyimpulkan bahwa:

  • Penerimaan pesawat oleh Departemen Pertahanan diperbolehkan secara hukum,

  • Transfer ke perpustakaan kepresidenan Trump juga dianggap konstitusional,

  • Selama proses dilakukan atas nama negara, bukan pribadi, dan dengan persetujuan penuh.

Namun demikian, banyak pihak tetap mempersoalkan apakah niat pemberian ini mengandung motif pengaruh politik, apalagi mengingat hubungan bisnis Trump di kawasan Timur Tengah.

Baca Juga: Negosiasi Tarif AS-Tiongkok Berlanjut, Trump Optimis Ada Titik Terang

Kunjungan Trump ke Qatar: Aspek Strategis?

Trump dijadwalkan melakukan kunjungan ke Qatar dalam waktu dekat sebagai bagian dari perjalanan ke Timur Tengah. Meski demikian, menurut sumber resmi, pesawat tidak akan diserahkan atau diterima selama kunjungan tersebut berlangsung.

Selama masa jabatannya, Trump telah mencapai kesepakatan dengan Boeing untuk menyediakan dua pesawat 747-8 baru guna menggantikan Air Force One yang sudah menua. Namun proyek tersebut mengalami penundaan signifikan.

Seorang pejabat Angkatan Udara AS mengungkapkan kepada Kongres bahwa pengiriman pesawat diperkirakan baru akan selesai pada 2027.

Trump sendiri diketahui telah meninjau langsung pesawat 747-8 milik Qatar di Bandara Internasional Palm Beach, Florida, pada Februari lalu, dekat dengan resor pribadinya, Mar-a-Lago.

Selanjutnya: BGN Koordinasi dengan OJK Siapkan Asuransi bagi Penerima Program Makan Bergizi Gratis

Menarik Dibaca: Gusur Posisi Agak Laen, Jumlah Penonton Film Jumbo Tembus 9,127 Juta



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×