kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Raja Salman sedih tak ada doa dan salat di mesjid selama Ramadan akibat pandemi


Jumat, 24 April 2020 / 08:45 WIB
Raja Salman sedih tak ada doa dan salat di mesjid selama Ramadan akibat pandemi
ILUSTRASI. Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS


Sumber: Arab News | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JEDDAH/CHICAGO. Dalam sebuah pidato untuk menandai dimulainya Ramadan, Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi mengatakan pada hari Kamis bahwa dia bangga dengan langkah yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap pandemi virus corona.

"Kita hidup dalam situasi ekstrem yang mempengaruhi seluruh umat manusia," kata raja dalam pidato yang disampaikan oleh Menteri Media, Kerajaan Majid Al-Qasabi seperti yang dikutip Arab News.

Dia menambahkan, Arab Saudi harus terus bekerja keras dalam "masa sulit" dan bahwa dia sedih melihat bahwa doa dan salat tidak dapat terlaksana di masjid selama bulan suci karena wabah virus corona.

Baca Juga: Kisah putri yang ditahan Putra Mahkota Saudi dan memohon dibebaskan saat Ramadan...

Pidato itu disampaikan tak lama setelah Mahkamah Agung mengumumkan bahwa Ramadan 2020 akan dimulai pada hari Jumat.

Selama Ramadhan, Kerajaan akan memudahkan penguncian dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Restoran, kecuali truk makanan dan katering, akan diizinkan mengoperasikan layanan pengiriman dan penjemputan mulai pukul 3 sore hingga pukul 3 pagi setelah memenuhi persyaratan kesehatan.

Duta Besar Saudi untuk AS, Puteri Reema binti Bandar Al-Saud, menekankan pentingnya mengingat anggota komunitas Arab yang cacat di seluruh dunia dan memastikan kebutuhan mereka dipenuhi selama krisis ini.

Baca Juga: Arab Saudi dan Qatar bersaing jadi tuan rumah Asian Games 2030

Menyikapi acara digital pertama Future Investment Initiative di Riyadh, dia berkata: "Salah satu hal yang membuat saya sedih adalah bahwa kita telah melihat penahanan virus ini tanpa melihat data agregat dari para penyandang cacat."

Data yang dihimpun Arab News menunjukkan, ada sebanyak 1.158 kasus virus corona yang tercatat di Kerajaan pada hari Kamis. Sekitar 15% di antaranya adalah Saudi dan 85% warga ekspatriat. Dengan demikian, jumlah total kasus di Arab Saudi menjadi 13.930 kasus.

Baca Juga: Corona di Arab Saudi, jumlah kasus infeksi tembus 10.000

Sementara itu, Arab Saudi juga mencatat 113 kasus pemulihan baru, dengan jumlah total menjadi 1.925 kasus. Sedangkan angka kematian naik 7 kasus menjadi 121 kasus.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memberikan salam kepada Muslim di seluruh dunia pada awal Ramadan.

Baca Juga: Diam-diam, Arab Saudi dan Rusia terlibat pertarungan fisik di pasar minyak dunia

Pompeo mengatakan, sebagai bagian dari upaya penanggulangan virus itu, Departemen Luar Negeri AS tidak akan menjadi tuan rumah acara buka puasa di kedutaan dan kantor.

"Atas nama rakyat Amerika, saya menyampaikan harapan terbaik saya kepada komunitas Muslim di Amerika Serikat dan di seluruh dunia saat mereka menandai awal bulan suci Ramadan," tambahnya.

Baca Juga: Harga anjlok, Arab Saudi jual minyak ke AS 600.000 barel per hari pada April

“Kami mendesak semua pemerintah dan masyarakat untuk menggunakan waktu ini untuk fokus pada layanan dan persatuan, untuk tetap memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang paling rentan dan terpinggirkan saat kami terus berjuang untuk menghentikan krisis COVID-19,” tambahnya seperti yang dilansir Arab News.




TERBARU

[X]
×