Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Bagaimana cara kerjanya?
Kesalahpahaman tentang "impeachment" adalah bahwa itu mengacu pada pelengseran presiden dari jabatannya. Faktanya, pemakzulan hanya merujuk pada DPR, majelis rendah Kongres, yang mengajukan dakwaan - mirip seperti dakwaan dalam kasus pidana.
Ada perdebatan tentang bagaimana investigasi impeachment harus dimulai. Doug Collins, anggota Partai Republik di Komite Kehakiman, berpendapat bahwa penyelidikan impeachment formal tidak bisa dimulai sampai DPR melakukan voting untuk mengotorisasi hal itu. Tetapi anggota parlemen dari Partai Demokrat berpendapat, voting atau pemungutan suara seperti itu tidak perlu dilakukan.
Komite Kehakiman DPR secara historis memimpin penyelidikan impeachment, tetapi para pemimpin Partai Demokrat juga mempunyai pilihan untuk memilih sendiri komite yang akan bertanggungjawab nantinya.
Baca Juga: Wall Street memerah terseret sentimen negatif dari seruan pemakzulan Trump
Jika mayoritas dari 435 anggota DPR menyetujui untuk membawa dakwaan, yang dikenal sebagai "pasal impeachment", proses tersebut berpindah ke Senat, majelis tinggi, yang kemudian mengadakan persidangan untuk memutuskan salah atau tidaknya presiden.
Dalam persidangan semacam itu, anggota DPR bertindak sebagai jaksa, senator sebagai juri, dan hakim agung dari Mahkamah Agung AS yang memimpin. Diperlukan dua pertiga suara mayoritas di Senat yang beranggotakan 100 orang untuk menghukum dan melengserkan seorang presiden.
Anggota parlemen tidak diharuskan untuk membuktikan kasus ini seperti standar pembuktian dalam kasus pidana.
DPR memiliki 235 anggota Demokrat, 199 anggota Republik, dan satu anggota independen. Akibatnya, Demokrat dapat memakzulkan Trump tanpa dukungan Partai Republik.