Sumber: Channel News Asia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Rapper kontroversial asal Malaysia, Namewee, ditahan oleh kepolisian setelah menyerahkan diri ke kantor polisi di Kuala Lumpur pada Rabu (5/11/2025) untuk membantu penyelidikan kasus dugaan pembunuhan influencer asal Taiwan, Iris Hsieh Yu-hsin.
Namewee, yang memiliki nama asli Wee Meng Chee, sebelumnya mengunggah foto dirinya di Instagram pada Rabu pagi.
Dalam foto tersebut, ia tampak berada di luar kantor polisi dengan mengenakan topi beanie dan masker hitam.
Baca Juga: Taiwan Protes Penambahan Syarat oleh China untuk Kehadiran di KTT APEC 2026
“Saya telah tiba di kantor polisi, dan mulai sekarang saya akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan polisi untuk memberikan penjelasan kepada publik dan keluarga almarhum,” tulisnya dilansir dari laman Channelnewsasia.
“Saya tidak akan melarikan diri. Di masa lalu, ketika saya pernah dicari polisi, saya selalu melapor secara sukarela dan tidak pernah kabur.”
Menurut laporan media lokal, Namewee datang ke Kantor Polisi Dang Wangi, Kuala Lumpur, dengan didampingi dua mobil lain. Foto kedatangannya diunggah oleh portal berita China Press sekitar pukul 01.00 dini hari.
Pengacaranya, yang ikut menemaninya ke dalam kantor polisi, memastikan kepada awak media bahwa kondisi Namewee “aman dan baik”.
Baca Juga: Jonathan Bailey, Bintang Film Wicked, Dinobatkan Sebagai Sexiest Man Alive 2025
Kepala Polisi Distrik Dang Wangi, Sazalee Adam, dalam pernyataannya pada Rabu pagi mengonfirmasi bahwa Namewee akan ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut di Markas Polisi Dang Wangi.
Sebelumnya, pada 22 Oktober, Iris Hsieh yang dikenal penggemarnya sebagai “nurse goddess” karena parasnya dan latar belakangnya sebagai perawat ditemukan meninggal dunia di dalam bathtub sebuah hotel di Malaysia.
Saat itu, ia dikabarkan tengah mengerjakan proyek video bersama Namewee.
Menurut laporan awal, Namewee (42) menemukan Hsieh (31) dalam kondisi tak sadarkan diri di kamar mandi dan sempat melakukan CPR sebelum menghubungi layanan darurat sekitar pukul 12.30 siang.
Namun, pada Selasa (4 November), Kepala Polisi Kuala Lumpur Fadil Marsus menyatakan bahwa kasus tersebut telah diklasifikasikan ulang menjadi kasus pembunuhan berdasarkan temuan penyelidikan terbaru.
Baca Juga: Saham Mitra EV Huawei, Seres Group, Turun Hampir 2% pada Debut di Bursa Hong Kong
“Mayat seorang perempuan asal Tiongkok yang ditemukan pada 22 Oktober awalnya diklasifikasikan sebagai kematian mendadak, tetapi kini kami ubah menjadi kasus pembunuhan berdasarkan Pasal 302 KUHP,” ujar Fadil dalam pernyataan resminya.
Fadil menambahkan bahwa pihaknya tengah memanggil seorang individu untuk dimintai keterangan karena orang tersebut merupakan orang terakhir yang terlihat bersama korban sebelum meninggal dunia.
Beberapa media Malaysia melaporkan bahwa individu yang dimaksud adalah Namewee, meskipun Fadil tidak secara eksplisit menyebutkan namanya dalam keterangan resmi.
Menurut The Star, polisi telah merekam sejumlah keterangan saksi yang terkait dengan kasus ini, termasuk staf hotel dan pihak keamanan.
Laporan otopsi serta hasil toksikologi Hsieh masih menunggu hasil laboratorium.
Penyelidikan ini dilakukan hanya beberapa hari setelah polisi menahan Namewee atas dugaan penggunaan dan kepemilikan narkoba pada 24 Oktober lalu.
Baca Juga: Skandal Prince Group: Hong Kong Bekukan Aset Taipan Chen Zhi Rp 4,5 Triliun
Dalam penggeledahan kamar hotelnya, ditemukan sembilan pil biru yang diduga ekstasi. Hasil tes urine juga menunjukkan positif terhadap beberapa zat, termasuk amfetamin, metamfetamin, ketamin, dan THC (zat aktif ganja).
Namewee kemudian dibebaskan dengan jaminan dan membantah keras tuduhan narkoba maupun keterlibatannya dalam kematian Hsieh.
Dalam pernyataannya di Instagram pada 2 November, ia mengatakan yakin penyelidikan akan mengungkap kebenaran.
“Saya tidak menggunakan atau memiliki narkoba. Paling-paling, saya hanya sedikit lebih banyak minum akhir-akhir ini. Mereka yang percaya pada saya akan tetap percaya,” tulisnya.
Ia juga menyampaikan belasungkawa atas kematian Hsieh, sambil menuding keterlambatan respon ambulans.
“Ambulans butuh hampir satu jam untuk datang, saya tidak tahu apa gunanya menelepon 999. Saat saya menanyakan, malah dimarahi,” klaimnya.
Baca Juga: Era Konsensus The Fed Mulai Retak: Powell di Tengah Tarik Ulur Dovish dan Hawkish
Namewee, yang pertama kali terkenal pada 2007 lewat parodi rap lagu kebangsaan Malaysia yang kontroversial, dikenal sebagai salah satu seniman paling provokatif di Malaysia, dengan lagu-lagu yang kerap berisi sindiran politik dan kritik terhadap pemerintah.
Apabila terbukti bersalah atas kepemilikan narkoba, ia dapat dikenakan hukuman penjara hingga lima tahun dan sembilan kali cambuk.
Sementara itu, jika terbukti terlibat dalam pembunuhan, ia dapat menghadapi hukuman mati atau penjara 30 hingga 40 tahun serta paling sedikit 12 kali cambuk.













