Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Senin (8/1) kompak menyoroti laporan hilangnya ratusan pasien dan staf Rumah Sakit Al-Aqsa Gaza.
Laporan menyebutkan bahwa sekitar 600 pasien dan staf medis meninggalkan kompleks kompleks rumah sakit ke lokasi yang tidak diketahui. Hingga saat ini pun informasi tentang mereka masih belum diketahui.
WHO dan PBB mengakui ada situasi yang amat kacau terjadi di rumah sakit tersebut selama serangan Israel berlangsung sejak bulan Oktober 2023.
Pejabat WHO Sean Casey mengatakan, pasien baru datang ke rumah sakit setiap beberapa menit. Karena ada perintah evakuasi dan situasi berbahaya, hanya tersisa lima dokter yang menangani ratusan kasus darurat dan korban jiwa.
Baca Juga: Israel Temukan Pabrik Senjata Bawah Tanah di Gaza
"Ini benar-benar pemandangan yang kacau balau. Rumah sakit ini saat ini beroperasi dengan sekitar 30% staf dibandingkan beberapa hari yang lalu," katanya, dikutip Al Jazeera.
Di saat yang sama, Bantuan Medis untuk Palestina (MAP) dan Komite Penyelamatan Internasional (IRC) menyatakan bahwa tim medis darurat mereka terpaksa menghentikan aktivitas di rumah sakit dan meninggalkan fasilitas tersebut karena intensitas serangan militer Israel terus meningkat.
Pada hari Minggu (7/1), staf WHO dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengunjungi RS Al-Aqsa. Sebagai satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di provinsi Deir el-Balah di Gaza tengah, Al-Aqsa menjadi tujuan utama bagi ribuan korban serangan militer Israel.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan 225 warga Palestina tewas dan 296 orang luka-luka akibat serangan Israel pada periode 5-7 Januari 2024.
Baca Juga: Selesai di Utara, Tentara Israel Mulai Fokus Menyisir Gaza Tengah dan Selatan
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa RS Al-Aqsa adalah fasilitas kesehatan penting yang masih tersisa di Gaza saat ini dan harus dilindungi.
Tedros mengecam segala tindakan yang menyebabkan hilangnya fungsi layanan kesehatan tersebut.
"Al-Aqsa adalah rumah sakit terpenting yang tersisa di Gaza tengah dan harus tetap berfungsi, dan terlindungi. Pengikisan lebih lanjut terhadap fungsinya tidak dapat dibiarkan dan merupakan tindakan yang sangat kejam secara moral dan medis," kata Tedros.
WHO saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan staf darurat untuk RS Al-Aqsa agar layanan itu bisa berfungsi dengan lebih layak.