kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ratusan triliun untuk infrastruktur KA di Arab


Selasa, 30 Juli 2013 / 16:11 WIB
Ratusan triliun untuk infrastruktur KA di Arab
ILUSTRASI. Ketum PBNU?KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto


Sumber: BBC |

SAUDI ARABIA. Pemerintah Arab Saudi tak tanggung-tanggung dalam menginvestasikan dana di sistem jaringan kereta api metro di ibu kota Riyadh.

Secara keseluruhan, dana yang ditanam mencapai US$ 22 miliar atau setara dengan Rp 226 triliun. Proyek ini akan menjadi sarana transportasi publik terbesar di dunia dan akan mempunyai enam jurusan yang akan membantu mengembangkan perekonomian negara itu.

Salah satu perancang untuk proyek ini adalah arsitek berdarah campuran Irak-Inggris Zaha Hadid. Konstruksi untuk pembangunan metro akan dimulai awal tahun depan dan ditargetkan sudah bisa dipakai pada 2019 mendatang.

Presiden komisi untuk pembangunan kota Riyadh, Arriyadh Development Authority, Ibrahim bin Mohammed al Sultan mengatakan proyek yang dinamakan Riyadh Public Transport Project ini akan menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi dan ketenagakerjaan.

Dia yakin, proyek ini akan meningkatkan kualitas hidup hampir enam juta penduduk Riyadh.

Terlalu banyak uang

Ahli Timur Tengah dari Universitas Cambridge, Jim Krane, mengatakan kepada BBC bahwa pembangunan metro sangat masuk akal bagi Arab Saudi.

"Pemerintah Saudi punya masalah keuangan, harga minyak tinggi tetapi penerimaan dari investasi mereka di pasar asing rendah," kata dia.

"Jadi mereka punya banyak uang dan harus membelanjakan uang itu. Cara apalagi yang lebih baik daripada membangun infrastruktur?,” lanjutnya.

Metro di Riyadh yang akan mencapai panjang 180 km ini bakal menyambung dengan metro Dubai.

Krane, yang juga penulis buku Dubai: The Story of the World's Fastest City, mengatakan pemerintah Saudi telah lama melihat potensi Riyadh untuk menyatukan enam negara yang tergabung dalam Dewan Kerja sama Negara Teluk (GCC).

"Saudi berpendapat bahwa Riyadh bisa dipertimbangkan seperti Brussels (bagi Uni Eropa) dan wilayah ini harus memiliki fasilitas," kata dia.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×