kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Rawan bentrokan, China sebut pengiriman bantuan ke Venezuela jangan dipaksakan


Jumat, 22 Februari 2019 / 16:41 WIB
Rawan bentrokan, China sebut pengiriman bantuan ke Venezuela jangan dipaksakan


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China menyebut bantuan kemanusiaan tidak boleh dipaksakan masuk ke Venezuela. Pasalnya hal tersebut dinilai bisa menimbulkan aksi kekerasan di negara kaya minyak tersebut.

Dilansir dari Reuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan bahwa pemerintah Venezuela harus tetap tenang dan menahan diri secara efektif untuk mencegah terjadinya bentrokan skala besar.

“Jika bantuan dipaksakan masuk ke Venezuela dan kemudian menyebabkan kekerasan dan bentrokan, Hal itu akan memiliki konsekuensi serius. Ini bukan sesuatu yang ingin dilihat,” kata Geng.

Selain itu, ia menyebut pemerintahan Presiden China Xi Jinping juga menolak tiap aksi militer di negara Amerika Selatan ini. 

"Tiongkok menentang intervensi militer di Venezuela, dan menentang tindakan apa pun yang menyebabkan ketegangan atau bahkan kerusuhan," katanya.

Selama ini hubungan Venezuela dengan China memang terbilang cukup dekat. Beijing telah meminjamkan lebih dari US$ 50 miliar kepada Venezuela melalui perjanjian minyak untuk pinjaman selama sedekade terakhir sehingga mengamankan pasokan energi untuk ekonomi negara tersebut. 

Di sisi lain Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengancam akan menutup perbatasan dengan Kolombia ketika pemimpin oposisi Juan Guaido dan sekitar 80 anggota parlemen menuntut dibukanya blokade jalan demi menerima bantuan kemanusiaan.

Guaido, yang diakui oleh banyak negara sebagai kepala negara Venezuela yang sah, siap untuk menghadap bentrokan dengan pemerintah Maduro, ketika pihak oposisi akan berusaha untuk membawa makanan dan obat-obatan yang berada di sejumlah negara tetangga.

Sementara Maduro sendiri membantah ada krisis kemanusiaan di negaranya dan mengatakan bahwa ia mempertimbangkan untuk menutup perbatasan utama Venezuela dengan Kolombia dan akan menutup perbatasan utama negara itu dengan Brasil.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×