Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Regulator perbankan Amerika Serikat (AS) berencana mengurangi persyaratan modal tambahan (capital buffer) hingga 1,5% bagi bank-bank besar. Langkah ini untuk meningkatkan likuiditas di pasar obligasi negara AS yang belakangan mengalami gejolak.
Bloomberg melaporkan, saat ini The Federal Reserve, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), dan Office of the Comptroller of the Currency (OCC) tengah membahas perubahan pada aturan yang dikenal sebagai enhanced supplementary leverage ratio (eSLR).
Aturan ini berlaku bagi bank-bank terbesar AS, seperti JPMorgan Chase, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley.
Baca Juga: Bisnis Trade Finance Bank Menggeliat Seiring Kinerja Ekspor yang Meningkat
Usulan perubahan ini akan menurunkan persyaratan modal eSLR untuk bank induk menjadi antara 3,5%-4,%, dari sebelumnya 5%. Sementara itu, persyaratan untuk anak perusahaan bank akan diturunkan menjadi 5,5%, dari saat ini sebesar 6%.
Perubahan ini mirip dengan langkah yang diambil pada 2018, ketika regulator AS berusaha menyesuaikan perhitungan eSLR untuk bank-bank sistemik global. Namun, kali ini, menurut sumber Bloomberg, usulan tersebut lebih fokus pada perubahan rasio secara keseluruhan.
Jadi perubahan ini bukan mengecualikan aset tertentu seperti obligasi negara dari perhitungan. Meski demikian, regulator meminta masukan publik mengenai apakah US Treasury sebaiknya dikecualikan dari perhitungan.
Rencana ini akan dibahas dalam pertemuan yang dijadwalkan pada 25 Juni. Namun, regulator lainnya belum mengumumkan agenda mereka terkait perubahan eSLR.
Langkah ini mendapat dukungan dari Gubernur The Fed Jerome Powell dan Menteri Keuangan Scott Bessent. Keduanya melihat ini bisa meningkatkan peran bank mendukung obligasi negara.
Namun, Senator Elizabeth Warren memperingatkan pelonggaran aturan dapat mengurangi perlindungan atas sistem keuangan dan menguntungkan pemegang saham serta eksekutif bank.