kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Rekomendasi Warren Buffett: 3 Saham Terbaik untuk Disimpan Seumur Hidup


Selasa, 20 Mei 2025 / 18:22 WIB
Rekomendasi Warren Buffett: 3 Saham Terbaik untuk Disimpan Seumur Hidup
ILUSTRASI. Rekomendasi Warren Buffett: 3 Saham Terbaik untuk Disimpan Seumur Hidup. REUTERS/Scott Morgan


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID -  Pada rapat tahunan Berkshire Hathaway terakhir tanggal 3 Mei, Warren Buffett mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri sebagai CEO pada akhir tahun ini. 

Pengumuman ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat investor legendaris tersebut akan berusia 95 tahun pada bulan Agustus. Buffett juga sebelumnya telah menunjuk Greg Abel, CEO Berkshire Hathaway Energy, sebagai penerusnya.

Melansir dari Yahoo Finance, Greg Abel telah bergabung dengan Berkshire selama 25 tahun, namun ia bukanlah sosok investor saham yang terkenal seperti Buffett.

Baca Juga: Respons Gojek, Grab, Maxim dan inDrive Terkait Potongan Aplikasi Ojek Online  

Kemungkinan besar, ia akan tetap mengikuti strategi Buffett, yakni berinvestasi pada bisnis yang stabil dan memiliki arus kas kuat. Namun, bisa jadi ia tidak akan seahli Buffett dalam menemukan investasi jangka panjang yang unggul.

Daripada menunggu dan melihat apakah Abel bisa menghadirkan portofolio yang sekuat Buffett, investor bisa langsung mempertimbangkan tiga saham pilihan lama Buffett berikut ini untuk disimpan dalam jangka panjang.

1. Amazon

Amazon merupakan perusahaan e-commerce dan infrastruktur cloud terbesar di dunia. Berkshire pertama kali membeli saham Amazon pada kuartal pertama tahun 2019 dan saat ini memiliki sekitar 10 juta lembar saham dengan nilai pasar sebesar US$2,05 miliar, atau sekitar 0,7% dari keseluruhan portofolio Berkshire.

Sebagian besar pendapatan Amazon berasal dari bisnis ritelnya, namun laba utamanya justru berasal dari platform cloud *Amazon Web Services (AWS)*. Keuntungan besar dari AWS memungkinkan Amazon memperluas ekosistem Prime-nya dengan diskon dan strategi margin rendah lainnya. Saat ini, Amazon memiliki 220 juta anggota Prime di seluruh dunia.

Dalam jangka panjang, bisnis ritel Amazon — yang mencakup marketplace e-commerce dan toko Whole Foods Market — diperkirakan akan terus tumbuh seiring bertambahnya pelanggan Prime.

AWS juga diperkirakan akan mendapat dorongan dari perkembangan pesat teknologi AI, karena semakin banyak perusahaan memperluas infrastruktur cloud untuk mendukung aplikasi AI terbaru.

Analis memproyeksikan pendapatan dan laba per saham (EPS) Amazon akan tumbuh masing-masing sebesar 10% dan 17% (CAGR) dari 2024 hingga 2027.

Meski bisnis ritelnya menghadapi tekanan jangka pendek akibat tarif, dan valuasinya cukup tinggi di 33 kali laba proyeksi, Amazon tetap menjadi pilihan jangka panjang terbaik dalam sektor e-commerce dan cloud.

Baca Juga: Prudential Indonesia Perkuat Sinergi Perbankan untuk Topang Asuransi Jiwa Kredit

2. Kroger

Kroger merupakan operator supermarket terbesar di Amerika berdasarkan pendapatan tahunan.

Perusahaan ini juga memiliki berbagai merek lain seperti Fred Meyer, Ralphs, Dillons, Fry’s Food Stores, King Soopers, dan Baker’s. Tahun lalu, Kroger hampir bergabung dengan Albertsons dalam kesepakatan senilai US$24,6 miliar.

Berkshire mulai berinvestasi di Kroger pada kuartal keempat tahun 2019, dan kini memiliki 50 juta saham dengan nilai hampir US$3,4 miliar (1,2% dari portofolio Berkshire).

Kroger tetap unggul di tengah persaingan berkat tiga strategi utama: memperkuat program digital dan loyalitas, memperbanyak produk label pribadi, serta mengembangkan segmen iklan dan layanan kesehatan.

Skala bisnis Kroger memungkinkannya untuk tetap tangguh menghadapi inflasi, resesi, dan tekanan ekonomi lainnya. Perusahaan juga tengah mendiversifikasi rantai pasokan untuk menghadapi ketidakpastian kebijakan tarif.

Meskipun akuisisi Albertsons gagal karena masalah antitrust, Kroger mengalihkan sebagian dana tersebut untuk program pembelian kembali saham senilai hingga US$7,5 miliar.

Analis memperkirakan pendapatan dan EPS Kroger akan tumbuh masing-masing sebesar 2% dan 13% (CAGR) dari tahun fiskal 2024 hingga 2027.

Saham Kroger dinilai murah dengan rasio harga terhadap laba (PER) sekitar 14 kali, memiliki dividen 1,9%, dan menjadi pilihan menarik di sektor supermarket yang tahan krisis.

Tonton: IHSG Hari Ini Memerah, Selasa 20 Mei 2025

3. Coca-Cola

Coca-Cola, perusahaan minuman terbesar di dunia, telah menjadi bagian dari portofolio Berkshire sejak tahun 1988.

Saat ini, Berkshire memegang 400 juta lembar saham Coca-Cola senilai US$28,6 miliar, atau sekitar 10% dari total portofolio. Buffett bahkan dikenal sebagai penggemar berat Coca-Cola, dan sering menyebut dirinya minum lima kaleng per hari.

Meski konsumsi soda menurun secara global, Coca-Cola berhasil mengimbanginya dengan mendiversifikasi portofolionya ke air mineral, minuman olahraga, minuman energi, teh, jus buah, kopi, hingga minuman beralkohol.

Coca-Cola juga menyegarkan lini produk sodanya dengan varian rasa baru, ukuran porsi lebih kecil, dan versi tanpa gula.

Perusahaan ini tidak terlalu terdampak tarif karena hanya menjual konsentrat dan sirup. Mitra pembotolannya — yang beroperasi secara independen — yang menangani produksi dan penjualan akhir.

Meskipun tarif aluminium meningkat, para pembotol bisa menyiasatinya dengan menggunakan lebih banyak botol plastik, menaikkan harga, atau mengalihkan sebagian biaya ke konsumen.

Analis memperkirakan pendapatan dan EPS Coca-Cola akan tumbuh masing-masing sebesar 4% dan 11% (CAGR) dari 2024 hingga 2027.

Saham Coca-Cola terbilang wajar dengan valuasi 25 kali laba proyeksi, menawarkan dividen sebesar 3%, dan berstatus sebagai *Dividend King* dengan sejarah kenaikan dividen selama 63 tahun berturut-turut. Semua keunggulan ini menjadikan Coca-Cola sebagai saham ideal untuk disimpan selamanya.

Selanjutnya: Debut Manis CATL di Hong Kong, Raup Dana US$4,6 Miliar dan Saham Naik 16%

Menarik Dibaca: Selandia Baru & Indonesia Berkolaborasi Hadirkan Produk Berkelanjutan di Supermarket




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×