kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Resesi dunia berikutnya diramal akan jauh berbeda dari resesi 2008


Kamis, 05 September 2019 / 09:33 WIB
Resesi dunia berikutnya diramal akan jauh berbeda dari resesi 2008


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK.  Resesi. Satu kata ini tengah menjadi momok perekonomian dunia beberapa waktu terakhir. Resesi merupakan penurunan tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) selama dua kuartal beruntun. Ini merupakan bagian dari pasang surut keuangan. Tetapi resesi  sulit untuk dikategorikan lebih lanjut. 

"Sifat setiap resesi berbeda dan tidak dapat diprediksi," kata Tenpao Lee, seorang profesor ekonomi di Universitas Niagara seperti yang dikutip dari Fortune, Senin (2/9). "Beberapa resesi memiliki dampak minimal dan beberapa signifikan dan membuat semua orang lebih miskin."

Baca Juga: Perang dagang memukul AS, Trump: China akan lebih menderita

Secara keseluruhan, resesi 2008 pada umumnya mengerikan. "Ada penurunan sekitar 50% atau 60% pada S&P," kata Greg Ghodsi, direktur pelaksana 360 Wealth Management Group di Raymond James. Adapun suatu kondisi disebut resesi jika penurunannya mendekati 30%.

Tingkat PDB juga mendapat pukulan besar pada 2008. Menurut Ted Rossman, seorang analis industri di CreditCards.com, penurunannya mencapai 5,1 poin persentase. Bandingkan dengan 2,7 poin dari 1981 hingga 1982, 1,4 poin dari 1990 hingga 1991, dan 0,3 poin pada 2001. "Jika dibandingkan penurunan itu hampir tidak ada apa-apanya," kata Rossman.

Baca Juga: Dunia Terancam Resesi, Harga Emas Malah Makin Seksi premium

Resesi mungkin sudah terjadi

Melansir Fortune, mempersiapkan diri untuk menghadapi resesi bisa jadi sulit karena kita tidak pernah tahu siapa pihak yang paling tersakiti. Beberapa bisnis berkembang karena bisnis mereka kontra-siklus dan menemukan lebih banyak pelanggan. Misalnya saja pengacara untuk perusahaan-perusahaan yang bangkrut dan toko-toko diskon. Sedangkan bisnis yang lainnya: menderita.

"Mencoba untuk mengatur waktu juga merupakan hal yang tidak mungkin. Kami tahu bakal ada resesi yang akan datang. Mungkin tahun depan, mungkin 2021. Kita akan masuk pada siklus berakhirnya  bisnis," kata Cindy Kuppens, COO dari O'Brien Wealth Partners seperti yang dikutip Fortune.

Tidak hanya itu, kita bahkan bisa berada dalam resesi saat ini tanpa mengetahuinya. Ekonom harus menunggu data yang dirilis untuk mengukur PDB dan perkiraan baru bisa dilakukan ketika informasi tambahan tiba. Misalnya seperti ini. Kuartal sebelumnya bisa mengalami penurunan dan periode saat ini bisa jadi mulai melambat. 

Terlalu banyak kekhawatiran tentang resesi dapat menyebabkan resesi itu benar-benar terjadi. Sebab, reaksi pelaku bisnis adalah dengan menarik kembali dana mereka dan orang-orang lebih memilih menghemat uang daripada menghabiskannya. Dampaknya, PDB bisa menyusut. Dengan kata lain, Anda bisa membuat diri Anda gila dengan mencoba memperkirakan masa depan.

"Kami telah memiliki pasar bullish selama 10 tahun dan orang-orang perlu memastikan mereka berinvestasi dengan tepat untuk masa depan," kata Julie Fox, direktur pengelola dan kepala pasar yang mengelola kekayaan pribadi mid-Atlantic di UBS Financial Services. Apakah resesi saat ini sudah terjadi atau akan terjadi, Fox menyarankan agar investor mengambil langkah pencegahan.

Apa yang harus dilakukan sekarang?

Berikut adalah sejumlah tips bagi investor global, seperti yang dihimpun Fortune dari wawancara terhadap sejumlah analis. 

Pertama, mempertimbangkan di mana Anda berada. Apakah Anda termasuk dalam 46% keluarga yang harus mengeluarkan uang tak terduga senilai US$ 400? Kemudian, kata Ghodsi, cari tahu pengeluaran Anda dan di mana Anda mungkin akan menghemat. Juga, sekarang saatnya mulai hunting pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. "Pasar tenaga kerja masih sangat kuat dan masih ada banyak pekerjaan yang diiklankan di luar sana," katanya. "Jika kamu akan bergerak, ini saatnya untuk melakukannya." Menunggu resesi dan kemungkinan sudah terlambat.

Kedua, jika Anda bisa, lakukan pekerjaan ekstra dan gunakan uang itu untuk membangun cadangan dan mengurangi utang. Jika Anda memiliki hutang kartu kredit, Rossman menyarankan untuk mencari kartu baru yang memiliki fasilitas transfer saldo tanpa bunga, sehingga pembayaran langsung masuk ke principle dan menurunkan saldo kredit lebih cepat.

Ketiga, jika Anda memang memiliki aset, bidik cadangan kas setidaknya selama enam bulan dan setahun jika mungkin dan kurangi utang. Pertimbangkan kembali rencana Anda saat ini dengan penasihat keuangan Anda. Jangan mencoba menghitung waktu investasi Anda, terutama karena Anda tidak dapat mengetahui kapan resesi dimulai atau berakhir. Bahkan dalam resesi yang dalam seperti tahun 2008, nilai investasi bangkit kembali dalam kurun waktu dua tahun. "Dalam resesi yang lebih kecil mereka bangkit kembali dengan lebih cepat," kata Kuppens.

Meskipun resesi mungkin fakta kehidupan, penting untuk diingat: resesi juga akan berlalu.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×