kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Respons latihan militer Prancis-Yunani, Presiden Erdogan: Jangan mencoba untuk tampil


Jumat, 14 Agustus 2020 / 06:30 WIB
Respons latihan militer Prancis-Yunani, Presiden Erdogan: Jangan mencoba untuk tampil


Sumber: Al Jazeera,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pada Kamis (13/8), satu-satunya solusi untuk perselisihan Turki dengan Yunani mengenai eksplorasi energi di Mediterania Timur adalah melalui dialog dan negosiasi. 

Ketegangan meningkat sejak Turki meluncurkan pekerjaan eksplorasi minyak dan gas di wilayah yang disengketakan di Mediterania Timur dengan Yunani pada Senin (10/8). 

Athena mengutuk langkah Ankara tersebut sebagai tindakan ilegal dan mencari dukungan dari sekutu Uni Eropa.

Baca Juga: Turki vs Yunani memanas, Prancis tambah pasukan militer di Mediterania timur

Prancis, yang telah menyerukan sanksi Uni Eropa terhadap Turki atas pekerjaan penjelajahannya itu, langsung mengadakan latihan militer dengan Yunani di lepas Pulau Kreta pada Kamis (13/8).

Pejabat Yunani dan Turki memberi isyarat pada Rabu (12/8), mereka bersedia menyelesaikan perselisihan atas klaim maritim yang tumpang tindih, tetapi berjanji untuk melindungi kepentingan mereka dan menyalahkan pihak lain atas perselisihan tersebut.

Erdogan menyatakan, Yunani menunjukkan pendekatan yang "tidak sopan", dan mendesak Athena untuk menghormati hak-hak Turki. "Jalan menuju solusi di Mediterania Timur adalah melalui dialog dan negosiasi," katanya seperti dikutip Reuters. 

Baca Juga: Yunani dan Turki saling serang kata-kata, ini penyebabnya

"Jika kita bertindak dengan akal sehat dan nalar, kita dapat menemukan win-win solution yang memenuhi kepentingan semua orang. Kita tidak mengejar petualangan yang tidak perlu atau mencari ketegangan," ujar dia.

Latihan militer Yunani-Prancis pada Kamis di lepas pantai Kreta adalah manifestasi pertama dari komitmen Presiden Emmanuel Macron untuk memperkuat kehadiran Prancis di Mediterania Timur.

Tanpa mengidentifikasi negaranya, Erdogan mengatakan, Yunani didorong untuk mengambil "langkah yang salah" di kawasan itu oleh "negara yang bahkan tidak memiliki pantai di Mediterania Timur".

"Tak seorang pun harus berpikir terlalu tinggi tentang diri mereka sendiri. Biar saya perjelas: Jangan mencoba untuk tampil," kata Erdogan.

Baca Juga: Setelah 86 tahun, warga Turki bisa salat lagi di Hagia Sophia

Sebelumnya, Presiden Emmanuel Macron mengumumkan, Prancis akan meningkatkan kehadiran militernya di Mediterania Timur di tengah memanasnya hubungan Yunani dan Turki.

Dalam sebuah posting di Twitter pada Rabu (12/8), Macron menyebut situasi di Mediterania Timur "mengkhawatirkan", dan mendesak Turki untuk menghentikan pencarian minyak "sepihak" dan "memungkinkan dialog damai" dengan negara tetangganya.

"Saya telah memutuskan untuk memperkuat sementara kehadiran militer Prancis di Mediterania Timur dalam beberapa hari mendatang, bekerja sama dengan mitra Eropa, termasuk Yunani," kata Macron seperti dilaporkan Al Jazeera.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×