Sumber: Al Jazeera | Editor: Noverius Laoli
Mengomentari tuduhan sebelumnya , Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia mendukung demiliterisasi penuh ruang angkasa dan tidak mendasarkan segala jenis senjata di ruang angkasa.
Komando Luar Angkasa AS mengatakan tes itu terdiri dari satelit Rusia yang disebut Cosmos 2543 yang menyuntikkan sebuah benda ke orbit.
Media Rusia melaporkan pada bulan Desember lalu sebuah satelit bernama Cosmos-2542, yang diluncurkan militer Rusia pada November 2019, mengeluarkan satu lagi satelit yang lebih kecil di luar angkasa.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan satelit inspektur itu dimaksudkan untuk memantau kondisi satelit Rusia, tetapi harian negara.Namun satelit itu juga diduga bisa mendapatkan informasi dari satelit negara lain.
Baca Juga: Inggris akan perkokoh kekuatan demi hadapi ancaman luar angkasa dari China dan Rusia
Sistem ini sama dengan yang dibuat Komando Antariksa awal tahun ini, ketika bermanuver di dekat satelit pemerintah AS, kata Jenderal Jay Raymond, kepala Komando Luar Angkasa AS.
"Ini adalah bukti lebih lanjut dari upaya berkelanjutan Rusia untuk mengembangkan dan menguji sistem berbasis ruang, dan konsisten dengan doktrin militer Kremlin yang diterbitkan untuk menggunakan senjata yang menyimpan aset ruang angkasa AS dan sekutu dalam bahaya," kata Raymond dalam sebuah pernyataan.
Ini adalah contoh terbaru dari satelit Rusia yang berperilaku "tidak konsisten dengan misi mereka", tulis pernyataan Komando Antariksa.
Baca Juga: China berhasil luncurkan satelit beresolusi tinggi untuk menangkap obyek lebih jelas
"Peristiwa ini menyoroti advokasi munafik Rusia atas kendali senjata luar angkasa," kata Christopher Ford, asisten menteri luar negeri AS untuk pengendalian senjata.
Pernyataan itu juga datang ketika China meluncurkan bajak ke Mars pada hari Kamis, sebuah perjalanan yang bertepatan dengan misi AS yang sama ketika kekuatan membawa persaingan mereka ke luar angkasa.