CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.322.000   -29.000   -1,23%
  • USD/IDR 16.781   34,00   0,20%
  • IDX 8.385   -32,29   -0,38%
  • KOMPAS100 1.163   -2,62   -0,22%
  • LQ45 848   -2,40   -0,28%
  • ISSI 292   -1,69   -0,57%
  • IDX30 443   -1,81   -0,41%
  • IDXHIDIV20 514   -0,12   -0,02%
  • IDX80 131   -0,55   -0,42%
  • IDXV30 136   -0,84   -0,61%
  • IDXQ30 142   0,29   0,21%

Rio Tinto Pangkas Produksi Alumina Yarwu Untuk Perpanjang Usia Pabrik


Selasa, 18 November 2025 / 11:05 WIB
Rio Tinto Pangkas Produksi Alumina Yarwu Untuk Perpanjang Usia Pabrik
ILUSTRASI. A logo of Rio Tinto at the company’s booth at the 8th China International Import Expo (CIIE) in Shanghai, China, November 6, 2025.REUTERS/Maxim Shemetov


Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Perusahaan tambang Anglo-Australia, Rio Tinto, akan memangkas produksi di kilang alumina Yarwun, Queensland, sebesar 40% mulai Oktober tahun depan. Langkah ini diambil untuk memperpanjang usia operasional pabrik hingga 2035. 

Keputusan tersebut muncul setelah Rio Tinto menilai pembangunan fasilitas pembuangan limbah (tailings) kedua di Yarwun membutuhkan investasi sangat besar dan saat ini tidak layak secara ekonomi. Dengan mengurangi produksi, volume limbah dapat ditekan sehingga fasilitas penampungan yang ada yang diperkirakan mencapai kapasitas pada 2031 dapat bertahan lebih lama. Pengurangan produksi ini juga memberi Rio Tinto tambahan waktu empat tahun untuk mengembangkan solusi jangka panjang yang dapat memperpanjang umur pabrik.

Langkah pemangkasan ini terjadi di tengah tantangan industri pemrosesan logam di Australia, termasuk tingginya biaya listrik dan tenaga kerja yang menekan margin keuntungan. Harga alumina global juga tengah berada di level terendah dalam dua tahun terakhir, menambah tekanan pada perusahaan tambang besar tersebut.

Baca Juga: Rio Tinto Kejar Target Akhir Tahun di Tengah Lonjakan Permintaan Bijih Besi China

Keputusan Rio Tinto diumumkan setelah CEO baru, Simon Trott, memulai restrukturisasi perusahaan sejak Agustus untuk fokus pada aset-aset yang paling menguntungkan.

"Meski kami telah mengeksplorasi opsi pembangunan fasilitas tailings kedua selama bertahun-tahun, skala investasi yang dibutuhkan sangat besar dan saat ini belum layak secara ekonomi," kata Armando Torres, Managing Director Rio Tinto Aluminium Pacific Operations, Selasa (18/11).

Unit bisnis aluminium Rio Tinto di kawasan Pasifik mencakup dua tambang bauksit, dua kilang alumina, serta dua smelter di Australia dan satu di Selandia Baru. Rio juga memiliki saham mayoritas di smelter Tomago, yang kini dalam tahap peninjauan akibat tingginya biaya listrik.

Analis RBC di Sydney, Kaan Peker, mengatakan biaya produksi, harga energi, serta intensitas tenaga kerja dan modal telah menggerus daya saing fasilitas pemrosesan logam Australia. Dalam konteks itu, sulit bagi manajemen Rio Tinto untuk membenarkan investasi fasilitas limbah baru yang nilainya diperkirakan mencapai ratusan juta dolar.

Pengurangan kapasitas ini diperkirakan memangkas sekitar 3% pasokan alumina dari pasar di luar Tiongkok. Pemangkasan tersebut juga dapat memberikan sedikit dorongan bagi harga alumina, yang tertekan oleh meningkatnya produksi berbiaya rendah dari Indonesia.

Pemotongan produksi itu akan menurunkan output alumina tahunan Rio Tinto sekitar 1,2 juta ton metrik, namun perusahaan menegaskan pasokan kepada pelanggan tidak akan terdampak. Pada 2024, Rio melaporkan output alumina sebesar 7,3 juta ton.

Dari sisi tenaga kerja, skala pemangkasan ini akan menghilangkan sekitar 180 posisi dari total sekitar 725 pekerja di Yarwun. Sementara itu, tambang bauksit dan smelter aluminium Rio Tinto akan tetap beroperasi penuh.

Pengumuman ini muncul di saat sejumlah smelter di Australia termasuk smelter tembaga Glencore di Mount Isa, Queensland, dan smelter timbal serta seng Trafigura di Port Pirie, Australia Selatan menerima dukungan pemerintah untuk tetap beroperasi.

Media lokal sebelumnya melaporkan ketidakpastian soal masa depan smelter aluminium Rio Tinto di Bell Bay, Tasmania. Smelter tersebut baru-baru ini memperoleh perpanjangan kontrak listrik selama 12 bulan dengan Hydro Tasmania sambil menunggu kesepakatan jangka panjang.

Selanjutnya: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Pakistan Siap Pasok Susu dan Unggas ke Indonesia

Menarik Dibaca: Promo Tsuka Ramen Cuma 3 Hari: Makin Banyak Huruf Nama Depan, Makin Gede Diskonnya




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×