kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.747   21,00   0,13%
  • IDX 8.417   46,45   0,55%
  • KOMPAS100 1.166   6,42   0,55%
  • LQ45 850   5,80   0,69%
  • ISSI 294   1,08   0,37%
  • IDX30 445   1,55   0,35%
  • IDXHIDIV20 514   5,58   1,10%
  • IDX80 131   0,59   0,45%
  • IDXV30 137   0,45   0,33%
  • IDXQ30 142   1,41   1,00%

Robert Kiyosaki: Cetak Uang Besar-besaran Akan Jadi Pemicu Lonjakan Harga Bitcoin


Senin, 17 November 2025 / 17:59 WIB
Robert Kiyosaki: Cetak Uang Besar-besaran Akan Jadi Pemicu Lonjakan Harga Bitcoin
ILUSTRASI. Robert Kiyosaki yakin Bitcoin akan sangat berharga di tengah 'The Big Print' dan utang global. Pahami analisisnya tentang aset langka.


Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penulis buku Rich Dad Poor Dad dan investor terkenal, Robert Kiyosaki, kembali menegaskan keyakinannya terhadap Bitcoin (BTC) di tengah koreksi tajam pasar kripto.

Ia menilai bahwa faktor terbesar yang dapat mendongkrak nilai Bitcoin adalah kemungkinan pencetakan uang besar-besaran (large-scale global money printing) saat pemerintah di seluruh dunia menghadapi beban utang yang semakin berat.

Kiyosaki mengatakan bahwa dunia kini memasuki fase di mana penambahan suplai uang menjadi instrumen utama untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Menurutnya, kondisi ini akan sangat menguntungkan aset langka seperti Bitcoin, emas, dan perak. Hal itu ia sampaikan melalui unggahan di platform X pada 15 November.

Baca Juga: Ogah Beri Uang Tunai, Robert Kiyosaki Sarankan Orang Miskin Beli Perak

“Alasan sebenarnya saya tidak menjual adalah karena masalahnya… Dunia tenggelam dalam utang… dan taruhan saya adalah ‘The Big Print’ seperti yang dijelaskan di buku Lawrence Lepard… ‘The Big Print’ akan segera dimulai… yang akan membuat emas, perak, Bitcoin, dan Ethereum semakin berharga… saat uang palsu runtuh,” tulisnya.

Pasar Kripto Anjlok, Bukan Karena Fundamental Bitcoin

Komentar Kiyosaki muncul setelah koreksi tajam melanda pasar kripto maupun pasar tradisional. Ia menilai kejatuhan ini terjadi bukan karena melemahnya fundamental Bitcoin, tetapi akibat lonjakan kebutuhan likuiditas di seluruh sektor.

Menurutnya, investor menjual berbagai aset—termasuk Bitcoin—untuk memenuhi kebutuhan finansial jangka pendek, sehingga menciptakan tekanan jual yang besar.

Kiyosaki menekankan bahwa dinamika ini bersifat sementara dan lebih mencerminkan tekanan ekonomi global, bukan perubahan nilai jangka panjang Bitcoin.

Ia kembali menyoroti pasokan Bitcoin yang tetap 21 juta unit, yang menurutnya menjadi keunggulan kuat terutama ketika bank sentral dan pemerintah berpotensi kembali ke kebijakan pelonggaran moneter agresif.

Kiyosaki sudah lama menganggap Bitcoin sebagai instrumen lindung nilai terhadap pelemahan mata uang fiat. Ia mengatakan situasi pasar saat ini justru memperkuat peran tersebut.

Ia juga mengingatkan bahwa tekanan finansial sering membuat investor menjual aset terbaik mereka, yang dapat mempercepat penurunan pasar. Namun bagi Kiyosaki, kondisi seperti ini merupakan peluang akumulasi, bukan momen untuk keluar dari pasar.

Baca Juga: Ramalan Robert Kiyosaki: Bitcoin Akan Naik ke US$ 250.000, Tapi Hati-Hati Crash Besar

Berniat Beli Lebih Banyak Bitcoin

Sejalan dengan pandangannya, Kiyosaki menegaskan bahwa ia berencana membeli lebih banyak Bitcoin setelah pasar menunjukkan tanda-tanda stabilitas. Ia memperkirakan bahwa pencetakan uang baru secara besar-besaran pada akhirnya akan mengembalikan tren kenaikan pada aset-aset dengan pasokan terbatas.

Komentar tersebut muncul ketika Bitcoin masih kesulitan bertahan di atas US$100.000, dengan harga berada di kisaran US$95.740,25 pada saat penulisan.

Selanjutnya: Kembangkan Amal Usaha Muhammadiyah, BSI Jalin Kerjasama dengan PP Muhammadiyah

Menarik Dibaca: Pasar Karbon Kian Serius, Ini Proyek Unggulan Indonesia




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×