Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
KONTAN.CO.ID - Kekayaan yang dihasilkan Larry Robbins dengan menjadi fund manager sukses sebagian mengalir untuk kemanusiaan. Salah satunya terkait hobinya bermain hoki. Dia aktif di sebuah lembaga pelatihan hoki bagi anak-anak di AS. Dia ingin mempopulerkan olahraga ini ke generasi muda. Menurutnya, olahraga ini banyak memberi efek positif termasuk mengajarkan bagaimana bekerjasama dalam sebuah tim. Ini juga yang dia jalankan dalam pekerjaannya.
Perusahaan Glenview Capital Management yang dibesarkan Larry Robbins masuk daftar 10 besar hedge fund manager terbaik. Namun, di samping karier dan ambisinya sebagai fund manager, pria lulusan University of Pennsylvania Wharton School ini memiliki hobi yakni berolahraga hoki.
Asal tahu saja, kecintaannya pada hoki sudah dimulai sejak masih berusia lima tahun. Beberapa hal positif yang bisa diambil dari olahraga ini dan bisa dimanfaatkan di perusahaan antara lain menjalin kerjasama dalam sebuah tim. Mustahil menjalankan dan membesarkan sebuah bisnis atau perusahaan jika hanya berjalan sendiri, tapi bersama dengan seluruh orang di dalamnya.
Lantaran menjadi hobi sejak kecil, Robbins terbilang aktif dalam sebuah lembaga pelatihan hoki bagi anak-anak di Amerika Serikat (AS). Diberi label Positive Coaching Alliance-New York City, dia bersama dengan Komisaris Liga Hoki Nasional Amerika Serikat Garry Bettman secara rutin melakukan klinik pendidikan.
Lewat balai pelatihan ini, Robbins berharap dapat menularkan kecintaannya akan olahraga hoki, yang membawanya menjadi pria yang kompetitif dan mampu bekerjasama serta berani mengambil risiko. Lembaga pelatihan ini juga tak hanya membentuk anak-anak agar menjadi pemain yang tangguh, melainkan juga mendidik para pelatih, guru dan pemain.
Kerabat Robbins yakni Jonathan Barry dari Goldman Sachs dan Glen Matsumoto dari Actis pun juga ikut berkontribusi dalam organisasi ini. Bloomberg melaporkan, Robbins telah masuk ke dalam organisasi lembaga pelatihan hoki ini sejak masih duduk di usia 10 tahun hingga saat ini.
Dalam sebuah wawancara dia menyebut, ada kalimat yang dia ingat saat ikut organisasi itu dan mendorongnya untuk maju. Yakni, mengenai perumpamaan seekor kura-kura yang berjalan lambat, namun tetap berhasil menyelesaikan tugasnya sampai akhir.
Menurutnya, kalimat itu selalu terngiang dan menjadi penyemangat ketika berada dalam posisi sulit. Dia mengaku bahwa dirinya termasuk pelajar yang lambat dalam satu hal namun tekun. Karena aktif di organisasi ini, Robbins menjadi selektif dalam merekrut seseorang menjadi karyawannya.
Salah satu syarat mutlak bila seseorang ingin bekerja dengan Robbins antara lain harus memiliki pengalaman dalam organisasi. Alasannya, orang-orang yang aktif dalam organisasi cenderung lebih cepat beradaptasi dan tangguh dalam menghadapi konflik.
Selain aktif dalam organisasi olahraga hoki ini, Robbins juga kini menjabat sebagai pemimpin yayasan sosial bernama Robin Hood di Amerika Serikat. Yayasan ini bertujuan untuk membantu anak-anak kurang mampu yang berada di sekitar New York.
Lembaga ini didirikan oleh rekannya sesama hedge fund manager yakni Paul Tudor Jones. Organisasi ini cukup aktif menyalurkan dana bantuan sosial. Pada tahun 2015 silam, lewat yayasan ini Robbins dan kawan-kawannya telah berkontribusi lebih dari US$ 50 juta untuk membantu masyarakat miskin di AS.
Tak jarang, yayasan ini melakukan penggalangan dana dengan mengundang artis-artis papan atas seperti Rolling Stones, Shakira, John Legend, Black Eyed Peas, Lady Gaga, The Who dan Aerosmith. Tujuannya antara lain untuk mengangkat kejenjangan sosial kepada lebih dari 1,8 juta warga New York yang tidak mampu.
Saat ini dia tinggal di Alpine, New Jersey. Saling cinta mati dengan hoki, di propertinya yang seluas 60.000 kaki persegi, Robbins membangun lapangan es untuk bermain hoki. Biaya pembangunan lapangan es itu mencapai US$ 10 juta.
(Selesai)