Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
China telah memperkuat hubungan perdagangan dan militernya dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir ketika Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap kedua negara, khususnya Moskow atas invasi ke Ukraina.
Para diplomat dan pengamat asing mengatakan mereka memperkirakan Putin akan menjadikan China sebagai perhentian pertamanya setelah terpilih kembali. Pelantikan presiden resmi Putin akan berlangsung sekitar 7 Mei.
Putin mengatakan kepada wartawan pada hari Minggu bahwa Rusia dan Tiongkok memiliki pandangan global yang sama dan menikmati hubungan yang tangguh karena hubungan pribadinya yang baik dengan Xi. Dia juga menegaskan, Moskow dan Beijing akan mengembangkan hubungan lebih jauh di tahun-tahun mendatang.
Xi mengunjungi Rusia dalam perjalanan luar negeri pertamanya pascapandemi pada bulan Maret tahun lalu, tak lama setelah memulai masa jabatan ketiganya yang memecahkan preseden sebagai presiden Tiongkok.
Kedua pemimpin sering memuji persahabatan pribadi mereka yang erat dan telah bertemu lebih dari 40 kali. Pertemuan terakhir terjadi pada bulan Oktober ketika Putin menjadi tamu kehormatan pada KTT Belt and Road Tiongkok di Beijing.
Baca Juga: Pidato Pertama Pasca Pemilu, Putin Ancam NATO dengan Perang Dunia III
Menurut data bea cukai Tiongkok, perdagangan Tiongkok-Rusia mencapai US$ 218,2 miliar selama Januari-November, melampaui target perdagangan bilateral senilai US$ 200 miliar pada tahun 2024 yang ditetapkan oleh kedua negara.
Xi, dalam percakapan telepon dengan Putin bulan lalu, mengatakan kedua belah pihak harus dengan tegas menentang campur tangan kekuatan eksternal dalam urusan dalam negeri.
Berdasarkan pernyataan Kementerian Luar Negeri China, Wakil Menteri Luar Negeri China Sun Weidong mengatakan hubungan bilateral berada dalam kondisi terbaik dalam sejarah ketika bertemu dengan mitranya dari Rusia di Moskow bulan lalu.