kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rumor: OPEC + bakal pangkas lagi produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari


Jumat, 06 Desember 2019 / 04:15 WIB
Rumor: OPEC + bakal pangkas lagi produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari


Sumber: MarketWatch,Wall Street Journal | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - VIENNA. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan aliansinya diperkirakan akan mengumumkan kesepakatan untuk mengurangi produksi minyak mentah lebih lanjut minggu ini. Kebijakan ini diambil meskipun kelompok yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC +, berjuang untuk menetapkan kepatuhan penuh dari semua anggotanya.

Melansir The Wall Street Journal yang mengutip pernyataan pejabat OPEC, komite produsen minyak yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia merekomendasikan pada hari Kamis bahwa kelompok itu akan memperdalam pengurangan produksi minyak mereka saat ini sebesar 500.000 barel per hari. Komite itu juga mendorong peningkatan kepatuhan dari negara-negara seperti Nigeria dan Irak, yang belum sepenuhnya memenuhi komitmen kuota mereka.

Baca Juga: ICP November naik menjadi US$ 63,26 per barel, terkerek optimisme kesepakatan dagang

Pemangkasan produksi minyak itu akan menjadi hal utama dibanding perjanjian saat ini antar negara OPEC +, yang menyerukan pengurangan 1,2 juta barel per hari dari level akhir 2018 hingga Maret 2020.

Market Watch melaporkan, kesepakatan itu belum diratifikasi oleh OPEC +. Menurut sebuah tweet dari Herman Wang, redaktur pelaksana di S&P Global Platts, kelompok produsen minyak itu berencana bertemu pada awal Maret untuk meninjau kembali kesepakatan tersebut dan berpotensi memperpanjangnya. Anggota OPEC mengadakan pertemuan sesi tertutup pada Kamis dan anggota secara resmi akan bertemu dengan produsen non-anggota sekutu pada hari Jumat.

Baca Juga: Marah besar, Arab Saudi ancam akan membanjiri pasar minyak jika...

"Setelah Irak meningkatkan potensi untuk pemotongan yang lebih dalam [Rabu], ekspektasi mulai meningkat," kata Matt Smith, direktur riset komoditas di ClipperData. "Jika pemangkasan kurang dari target yang ditetapkan, meskipun untuk jangka waktu terbatas, dapat mendorong respons bearish oleh pasar — ​​kebalikan mutlak dari apa yang diinginkan OPEC."

Menurut survei S&P Global Platts tentang produksi minyak OPEC + yang dirilis Kamis, anggota OPEC pada November memompa minyak mentah sebanyak 29,65 juta barel per hari, di mana 11 anggota tunduk pada kuota yang mencapai tingkat kepatuhan 145% dari perjanjian pemotongan produksi saat ini. Itu berarti para anggota di bawah kuota memangkas produksi minyak 368.000 barel per hari lebih banyak dari 812.000 barel per hari yang disetujui OPEC berdasarkan pakta perjanjian itu.

Arab Saudi sendiri melaporkan produksinya hanya sebanyak 10,3 juta barel per hari pada Oktober, di mana 431.000 barel per hari di bawah kuota berdasarkan kesepakatan. "Ini dilakukan dalam sebuah langkah untuk memimpin koalisi dengan contoh," kata survei tersebut. Sementara, Irak dan Nigeria melanjutkan untuk menghasilkan minyak di atas batas kuota mereka.

Baca Juga: Harga minyak dunia terus naik jelang pertemuan OPEC pekan ini

Spekulasi tentang pemotongan lebih dalam telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Akan tetapi, ada juga pembicaraan bahwa Saudi mengancam untuk meningkatkan produksi mereka sendiri karena anggota lain telah gagal untuk sepenuhnya mematuhi pengurangan produksi saat ini.

Terkait hal ini, "Harga minyak pada hari Kamis sedikit bereaksi terhadap ekspektasi pemotongan yang lebih dalam, karena pedagang kemungkinan membeli rumor awal minggu ini," kata Tyler Richey, co-editor di Sevens Report Research.

Baca Juga: OPEC pangkas produksi, nilai impor minyak Indonesia bisa meningkat

Dalam transaksi Kamis, minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari diperdagangkan pada level US$ 58,48 per barel atau naik 5 sen, atau hampir 0,1%. Adapun harga minyak mentah Brent naik 34 sen, atau 0,5%, menjadi US$ 63,34 per barel.

Namun, "Risiko melimpahnya pasokan karena melambatnya ekonomi dunia dan ancaman perundingan perdagangan yang membebani permintaan di masa depan tetap menjadi sentimen utama dari pergerakan harga minyak," jelas Richey kepada Market Watch.




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×