Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pasokan persenjataan AS yang lebih canggih ke Ukraina hanya akan memicu lebih banyak serangan balasan dari Rusia, bahkan hingga pembahasan doktrin nuklir Rusia.
"Semua Ukraina yang tetap berada di bawah kekuasaan Kyiv akan terbakar," demikian laporan jurnalis Reuters Nadana Fridrikhson yang mengutip ucapannya dalam sebuah wawancara tertulis dengannya.
Medvedev merupakan wakil ketua Dewan Keamanan telah menjadi salah satu tokoh pro-perang Rusia yang paling hawkish sejak invasi ke Ukraina.
Fridrikhson bertanya kepada Medvedev apakah penggunaan senjata jarak jauh dapat memaksa Rusia untuk bernegosiasi dengan Kyiv.
"Hasilnya justru sebaliknya," jawab Medvedev, dalam komentar yang diposting Fridrikhson di saluran Telegramnya.
"Hanya orang-orang gila moral, yang jumlahnya cukup banyak baik di Gedung Putih maupun di Capitol, yang dapat berdebat seperti itu," tambahnya.
Baca Juga: G-7 dan UE Sepakati Batas Harga US$ 100 untuk Minyak Diesel Rusia
Pentagon mengatakan pada hari Jumat bahwa roket baru yang akan menggandakan jangkauan serangan Ukraina termasuk dalam paket bantuan militer AS senilai US$ 2,175 miliar.
Menjelang peringatan pertama invasi pada 24 Februari, pasukan Rusia telah berada di belakang kaki selama delapan bulan terakhir, dan tidak sepenuhnya mengendalikan salah satu dari empat provinsi Ukraina yang secara sepihak telah dinyatakan Moskow sebagai bagian dari Rusia.
Presiden Vladimir Putin menyebut kampanye Rusia di Ukraina sebagai pertahanan eksistensial melawan Barat yang agresif. Dan, seperti Medvedev, Rusia beberapa kali mengacungkan ancaman respons nuklir, dengan mengatakan Rusia akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk melindungi dirinya sendiri dan rakyatnya.
Baca Juga: Ukraina Prediksi Putin Siapkan Serangan Besar Jelang Peringatan Invasi Satu Tahun
Ditanya apa yang akan terjadi jika senjata yang dijanjikan Washington kepada Ukraina akan menyerang Krimea - yang direbut Rusia dari Ukraina pada 2014 - atau jauh ke dalam Rusia, Medvedev mengatakan Putin telah menangani masalah tersebut dengan jelas.
“Kami tidak membatasi diri dan, tergantung pada sifat ancamannya, kami siap menggunakan semua jenis senjata. Sesuai dengan dokumen doktrinal kami, termasuk Dasar-Dasar Pencegahan Nuklir,” katanya. "Saya dapat meyakinkan Anda bahwa jawabannya akan cepat, tangguh, dan meyakinkan."
Doktrin nuklir Rusia mengizinkan serangan nuklir setelah agresi terhadap Federasi Rusia dengan senjata konvensional ketika keberadaan negara terancam.