Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Kamis (11/6/2020), Rusia meluncurkan obat pertama yang disetujui untuk mengobati pasien yang menderita virus corona baru. Langkah ini dilakukan seiring jumlah infeksi di negara tersebut melampaui setengah juta kasus.
Melansir Reuters yang mengutip RDIF (kolam dana milik pemerintah Rusia), pengiriman pertama obat antivirus baru, yang terdaftar dengan nama Avifavir, dilakukan ke beberapa rumah sakit dan klinik di seluruh negeri. RDIF memiliki 50% saham dalam usaha patungan dengan produsen obat ChemRar yang menjalankan uji coba.
Kementerian kesehatan memberikan persetujuan untuk penggunaan obat di bawah proses percepatan khusus sementara uji klinis yang hingga kini masih berlangsung. Uji klinisĀ diadakan dalam periode yang lebih singkat dan dengan jumlah partisipan lebih sedikit dibanding negara lain.
Baca Juga: Kasus corona di Rusia tembus 500.000, setelah konfirmasi 8.779 infeksi baru
Saat ini, tidak ada vaksin untuk Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, dan uji coba manusia terhadap beberapa obat antivirus yang ada belum menunjukkan kemanjuran.
Ketua RDIF Kirill Dmitriev pekan lalu mengatakan kepada Reuters bahwa rencananya ChemRar akan memproduksi cukup obat untuk mengobati sekitar 60.000 orang per bulan.
Baca Juga: Dua obat Covid-19 Kalbe Farma (KLBF) mengikuti uji klinis
Dmitriev pada hari Kamis mengatakan lebih dari 10 negara telah mengajukan permintaan untuk pasokan Avifavir.
Dmitriev menambahkan, negosiasi sedang berlangsung untuk memasok obat ke hampir semua wilayah Rusia, dengan tujuh dari 80 wilayahnya menerima pengiriman awal pada Kamis.
Baca Juga: China tawarkan uji vaksin corona ke karyawan BUMN yang ke luar negeri, ini alasannya
Dengan 502.436 kasus, Rusia memiliki jumlah infeksi ketiga tertinggi di dunia setelah Brasil dan Amerika Serikat, tetapi memiliki angka kematian resmi yang relatif rendah yaitu 6.532, sesuatu yang telah menjadi fokus perdebatan.
Departemen Kesehatan Moskow pada hari Rabu menambahkan jumlah kematian akibat corona untuk bulan Mei, mengutip perubahan dalam cara menentukan penyebab kematian bagi pasien yang menderita masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: Siap produksi, Moderna uji coba tahap akhir vaksin corona ke 30.000 orang
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Kamis membantah ada sesuatu yang disembunyikan dengan data kematian virus corona resmi Rusia setelah Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan minggu ini bahwa tingkat kematian Rusia yang rendah "sulit untuk dipahami".