kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Rusia Pertimbangkan Penyerahan Aset yang Dibekukan Barat untuk Rekonstruksi Ukraina


Sabtu, 22 Februari 2025 / 11:59 WIB
Rusia Pertimbangkan Penyerahan Aset yang Dibekukan Barat untuk Rekonstruksi Ukraina
ILUSTRASI. Seorang karyawan menghitung uang kertas rubel Rusia di kantor perusahaan swasta di Krasnoyarsk, Siberia, 17 Desember 2014. Rusia dikabarkan mempertimbangkan penggunaan aset negara senilai US$ 300 miliar yang dibekukan di Eropa untuk membiayai rekonstruksi Ukraina.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Sumber menyebut bahwa Rusia bisa menyetujui penggunaan hingga dua pertiga aset beku untuk rekonstruksi Ukraina dengan jaminan akuntabilitas. Sisanya akan dialokasikan untuk wilayah yang dikuasai Rusia. Rusia juga menuntut pencabutan pembekuan aset sebagai bagian dari keringanan sanksi bertahap.

Sejumlah pejabat Barat, terutama di Jerman dan Bank Sentral Eropa, khawatir bahwa penyitaan aset Rusia dapat menghadapi tantangan hukum dan melemahkan kepercayaan terhadap euro sebagai mata uang cadangan. 

Rusia menilai penyitaan aset bertentangan dengan prinsip pasar bebas dan dapat merusak stabilitas sistem keuangan global.

Baca Juga: Marah, Rusia Sebut Keputusan Rudal Joe Biden Terhadap Ukraina Tindakan Gegabah

Cadangan emas dan valuta asing Rusia dilaporkan mencapai US$ 627 miliar, termasuk dana yang dibekukan. Mayoritas aset tersebut berupa obligasi negara dari Tiongkok, Jerman, Prancis, Inggris, Austria, dan Kanada. Sekitar 159 miliar euro dikelola oleh lembaga kliring Euroclear Bank di Belgia.

Meskipun pembekuan aset ini memicu kemarahan Moskow, beberapa tokoh garis keras Rusia mengakui kemungkinan pelepasan dana tersebut dengan syarat wilayah yang dikuasai tetap menjadi bagian dari Rusia. 

Wilayah ini, yang menyumbang sekitar 1% dari PDB Rusia, diyakini dapat tumbuh pesat jika tetap berada di bawah kendali Moskow setelah perang berakhir.



TERBARU

[X]
×