kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.335   0,00   0,00%
  • IDX 6.788   -6,83   -0,10%
  • KOMPAS100 1.009   -1,54   -0,15%
  • LQ45 781   -2,24   -0,29%
  • ISSI 211   0,76   0,36%
  • IDX30 405   -1,54   -0,38%
  • IDXHIDIV20 488   -3,62   -0,74%
  • IDX80 114   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 120   -0,76   -0,63%
  • IDXQ30 133   -0,78   -0,59%

AS dan Rusia Gelar Perundingan di Riyadh Tanpa Kehadiran Ukraina


Selasa, 18 Februari 2025 / 16:49 WIB
AS dan Rusia Gelar Perundingan di Riyadh Tanpa Kehadiran Ukraina
Bendera Rusia dan Amerika Serikat berkibar di Vnukovo International Airport, Moskow. Ukraina yang tak diundang dalam pertemuan itu menegaskan tidak ada kesepakatan damai yang dapat dibuat tanpa keterlibatan langsung mereka.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  RIYADH. Pejabat Amerika Serikat dan Rusia menggelar perundingan tingkat tinggi di Riyadh pada Selasa (18/2) dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina. Pertemuan ini merupakan dialog tertinggi antara kedua negara sejak pecahnya konflik.

Perundingan tersebut membahas kemungkinan penyelesaian perang yang telah berlangsung selama tiga tahun serta pemulihan hubungan bilateral. Jika pembicaraan ini menghasilkan kemajuan, pertemuan puncak antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat terjadi.

Ukraina, yang tidak diundang dalam perundingan ini, menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan damai yang dapat dibuat tanpa keterlibatan langsung mereka.

Baca Juga: AS Transfer US$ 20 miliar ke Ukraina Pakai Aset Beku Rusia, Moskow Marah Besar!

“Sebagai negara berdaulat, kami tidak akan menerima perjanjian apa pun tanpa kehadiran kami,” kata Presiden Volodymyr Zelenskiy pekan lalu.

Kekhawatiran Eropa

Negara-negara Eropa menyatakan keprihatinan terhadap kemungkinan mereka dikesampingkan dalam perundingan yang dapat menentukan keamanan di kawasan. Mereka menuntut peran dalam proses perdamaian.

Sebelum perundingan dimulai, media diizinkan merekam momen saat delegasi kedua negara duduk berhadapan di meja kayu mengilap dengan rangkaian bunga putih besar. Delegasi Rusia dipimpin oleh Penasihat Kebijakan Luar Negeri Yuri Ushakov dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. 

Sementara itu, delegasi AS diwakili oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan Utusan Timur Tengah Steve Witkoff.

Baca Juga: Rusia Bombardir Infrastruktur Energi di Ukraina dengan Rudal dan Drone

Ketika wartawan menanyakan apakah AS mengesampingkan Ukraina dan tuntutan Washington terhadap Moskow, para pejabat memilih untuk tidak memberikan komentar.

Rusia menyatakan bahwa pembicaraan ini berfokus pada upaya mengakhiri perang serta pemulihan hubungan bilateral yang memburuk di era pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya. Kremlin menyebut hubungan kedua negara berada dalam kondisi "di bawah nol" akibat kebijakan sebelumnya.

Kirill Dmitriev, Kepala Dana Kekayaan Negara Rusia, menyatakan bahwa pemerintahan Trump memiliki pendekatan yang lebih pragmatis dalam menyelesaikan konflik global. 

Dmitriev, yang pernah memiliki peran dalam kontak awal dengan Moskow selama masa jabatan pertama Trump, menyebut bahwa bisnis AS mengalami kerugian ekonomi besar akibat kebijakan sanksi terhadap Rusia.

Baca Juga: Korea Utara Akan Dukung Rusia Sampai Raih Kemenangan di Ukraina

Sementara itu, para pemimpin Eropa mengadakan pertemuan darurat di Paris pada Senin (17/2) untuk merumuskan strategi bersama menghadapi langkah AS yang tiba-tiba menggelar perundingan dengan Rusia. 

Mereka berkomitmen untuk meningkatkan investasi di bidang pertahanan dan menjamin keamanan Ukraina.

Dinamika Perundingan

Pertemuan di Riyadh ini mencerminkan pergeseran kebijakan Washington yang sebelumnya enggan melakukan kontak langsung dengan Moskow. Pejabat AS menilai perundingan ini sebagai langkah awal untuk menguji keseriusan Rusia dalam mengakhiri perang.

“Ini merupakan tindak lanjut dari percakapan awal antara Putin dan Presiden Trump tentang kemungkinan langkah pertama, kepentingan masing-masing pihak, serta apakah proses ini dapat dikelola,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce.

Baca Juga: Kim Jong Un : Rusia Berhak Membela Diri Terhadap Ukraina

Kremlin mengisyaratkan bahwa diskusi tidak hanya akan membahas penyelesaian konflik di Ukraina, tetapi juga mencakup aspek lebih luas dalam hubungan bilateral, termasuk perdagangan dan investasi. 

Lavrov dan Rubio telah melakukan pembicaraan telepon sebelumnya untuk membahas penghapusan hambatan ekonomi.



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×