Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, Angkatan Udara Rusia berhasil melakukan uji tembak rudal baru dari sistem pertahanan anti-rudal balistik (ABM).
"Tim tempur Pertahanan Udara dan Anti-Rudal Balistik Angkatan Udara berhasil melakukan uji peluncuran rudal baru sistem pertahanan anti-rudal balistik Rusia di Sary-Shagan (Kazakhstan)," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan Rabu (28/10) seperti dikutip TASS.
"Rudal pencegat baru dari sistem ABM dengan andal mengonfirmasi karakteristik yang dinyatakannya, setelah serangkaian tes tim tempur berhasil menyelesaikan tugas tersebut, menyerang target dengan akurasi yang telah ditentukan sebelumnya," ujar Komandan Pertahanan Udara dan ABM Mayor Jenderal Sergei Grabchuk seperti dilansir TASS.
Terakhir kali, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan uji peluncuran rudal pencegat baru dari Sary-Shagan pada 2 Juli 2019. Rudal pencegat juga berhasil menyerang target dengan akurasi yang telah ditentukan.
Baca Juga: AS: Kami siap kerahkan rudal di Eropa untuk halangi Rusia
Sistem ABM Angkatan Udara dirancang untuk mempertahankan negara dari serangan rudal balistik musuh potensial.
Di hari yang sama, melansir TASS, Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Robert O'Brien mengatakan, negaranya siap untuk mengerahkan rudal jarak menengah dan pendek di Eropa, jika perlu, untuk menghalangi Rusia.
Pernyataan O’Brien tentang kesiapan Washington untuk mengerahkan rudal di Eropa untuk menghalangi Rusia menyebabkan kebingungan, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada Kamis (29/10).
"Mempertimbangkan pernyataan politisi AS, saya ingin menyarankan elit politik Amerika Serikat untuk mencegah dirinya sendiri daripada mencegah Rusia," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova seperti dikutip TASS.
Baca Juga: AS siap kerahkan rudal di Eropa, Rusia: Sangat berisiko dan tidak stabil
"Ketekunan Amerika Serikat dalam upayanya untuk menciptakan prasyarat bagi kemunculan krisis rudal baru di Eropa dapat menyebabkan kebingungan yang mendalam," imbuh dia.
Zakharova menegaskan, penyebaran rudal jarak menengah dan pendek yang sebelumnya dilarang oleh Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah (INF) akan menjadi langkah yang sangat berisiko dan tidak stabil.
"Inilah mengapa Rusia mendeklarasikan moratorium sepihak untuk penggunaan senjata semacam itu di kawasan di mana sistem serupa buatan AS tidak akan ada. Komitmen kami tetap berlaku sepenuhnya," ujar dia.