kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rusia Tangguhkan Perjanjian Nuklir Utama dengan AS


Rabu, 22 Februari 2023 / 06:37 WIB
Rusia Tangguhkan Perjanjian Nuklir Utama dengan AS
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Moskow menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian New START. Sputnik/Gavriil Grigorov/Kremlin via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Selasa (21/2/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Moskow menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian New START. Ini merupakan pakta kontrol senjata nuklir terakhir yang tersisa dengan Amerika Serikat. 

Langkah Rusia tersebut semakin meningkatkan ketegangan dengan Washington atas pertempuran di Ukraina.

Melansir AP, berbicara dalam pidato kenegaraannya, Putin juga mengatakan bahwa Rusia harus siap untuk melanjutkan uji coba senjata nuklir jika AS melakukannya. Ini akan menjadi sebuah langkah yang akan mengakhiri larangan global terhadap uji coba senjata nuklir sejak masa Perang Dingin.

Menjelaskan keputusannya dalam menangguhkan kewajiban Rusia di bawah New START, Putin menuduh AS dan sekutu NATO-nya secara terbuka menyatakan tujuan kekalahan Rusia di Ukraina.

“Mereka ingin menimbulkan 'kekalahan strategis' pada kami dan mencoba untuk mendapatkan fasilitas nuklir kami pada saat yang sama," katanya.

Dia menambahkan, "Dalam konteks ini, saya harus mendeklarasikan hari ini bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam Perjanjian tentang Senjata Serangan Strategis.”

Nama resmi New START adalah Perjanjian antara Amerika Serikat dan Federasi Rusia tentang Tindakan untuk Pengurangan Lebih Lanjut dan Pembatasan Senjata Serangan Strategis.

Baca Juga: Penyerangan Bom Pipa Laut Nord Stream Disinyalir Ulah Tentara AS

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyuarakan penyesalannya terkait langkah Putin. 

"Saya sangat mendorong Rusia untuk mempertimbangkan kembali keputusannya dan menghormati perjanjian yang ada," katanya kepada wartawan.

Putin berargumen bahwa saat AS telah mendorong dimulainya kembali inspeksi fasilitas nuklir Rusia di bawah perjanjian itu, sekutu NATO telah membantu Ukraina melakukan serangan pesawat tak berawak ke pangkalan udara Rusia yang menampung pembom strategis berkemampuan nuklir.

Militer Rusia mengatakan bahwa mereka menembak jatuh pesawat tak berawak buatan Soviet yang menyerang dua pangkalan pembom jauh di Rusia pada bulan Desember. Rusia juga mengakui bahwa beberapa prajurit tewas oleh puing-puing yang juga merusak beberapa pesawat.

Baca Juga: Ikut Latihan Militer China & Afsel, Rusia Kirim Kapal Perang dengan Rudal Hipersonik

Putin juga mengejek pernyataan NATO yang mendesak Rusia untuk mengizinkan dimulainya kembali inspeksi AS terhadap situs senjata nuklir Rusia sebagai hal yang tidak masuk akal.

“Drone yang digunakan untuk itu dilengkapi dan dimodernisasi dengan bantuan ahli NATO,” kata Putin. “Dan sekarang mereka ingin memeriksa fasilitas pertahanan kita? Dalam kondisi konfrontasi hari ini, kedengarannya seperti omong kosong.”


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×