kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rusia vs AS: Ini peta kekuatan senjata strategis, mulai rudal hingga pembom


Senin, 24 Mei 2021 / 23:20 WIB
Rusia vs AS: Ini peta kekuatan senjata strategis, mulai rudal hingga pembom


Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Kementerian Luar Negeri Rusia merilis data tentang jumlah senjata ofensif strategis milik Rusia dan Amerika Serikat atau AS per 1 Maret 2021.

Menurut dokumen tersebut, Rusia memiliki 517 rudal balistik antarbenua (ICBM), rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM), dan pembom. Sementara AS punya 651. 

Lalu, Rusia memiliki 1.456 hulu ledak untuk ICBM dan SLBM serta hulu ledak nuklir pada pembom. Sedangkan AS mempunyai 1.357. 

Selain itu, Rusia memiliki 767 ICBM operasional dan non-operasional, peluncur SLBM, dan pembom. Adapun AS punya 800.

Baca Juga: Admiral Gorshkov, fregat canggih Rusia penguji coba rudal hipersonik Tsirkon

"Informasi tentang jumlah total senjata ofensif strategis Rusia dan AS diberikan per 1 Maret 2021, berdasarkan pemberitahuan yang dipertukarkan oleh kedua belah pihak pada Maret 2021 dalam Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START)," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, seperti dikutip TASS.

Itu sesuai Ketentuan 2 Seksi II Bagian Empat dari Protokol New START.

Ganti nama empat fasilitas peluncuran rudal 

Kementerian Luar Negeri Rusia juga mencatat, sebanyak 800 ICBM operasional dan non-operasional, peluncur SLBM, dan pembom yang AS umumkan tercapai tidak hanya karena pengurangan senjata negeri uak Sam yang sebenarnya.

Baca Juga: Bisa terobos pertahanan rudal musuh, Rusia siap uji coba ICBM Sarmat di 2021

Tetapi juga, karena pengecualian sepihak dari 56 peluncur SLBM Trident II dan 41 pembom B-52H dari senjata yang dinyatakan di bawah New START.

"Perlengkapan mereka dilakukan sedemikian rupa sehingga Rusia tidak bisa memastikan senjata ofensif strategis ini dinonaktifkan untuk penggunaan senjata nuklir, sebagaimana ditetapkan oleh Ketentuan 3 Seksi I Bagian Tiga dari Protokol New START," ujar Kementerian Luar Negeri Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan, AS telah mengganti nama empat fasilitas peluncuran rudal yang mereka gunakan untuk pelatihan, agar sesuai dengan kategori "fasilitas pelatihan" yang tidak masuk dalam New START

Tapi, AS menolak untuk menyatakannya di bawah New START sebagai peluncur ICBM non-operasional. "Dengan cara ini, jumlah yang diperbolehkan sesuai dengan Ketentuan 1c Pasal II New START telah melebihi 101 unit," imbuh Kementerian Luar Negeri Rusia.

Selanjutnya: Skala persenjataan militer China & Rusia memang mengerikan, bagaimana saat bertempur?




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×